Nine days part 17





Lemes, pas tau, Dufan itu ternyata memang jauh. Kami berinisiatif untuk menyetop mobil yang lewat dan segera membawa kami lepas dari penderitaan ini. Mobil pertama, lewat, kedua, lewat, ketiga, gak liat supirnya. Kami pasrah dan mencoba untuk berjalan kaki. Ditengah perjalanan itulah, tiba-tiba sebuah kereta datang dan kami naik kereta itu. Bahagia tiada terkira. Tibalah kami di depan Dufan. Kami segera turun dan berterima kasih kepada sang Supir.
Pada kenyataannya, rombongan yang lain belum tiba. Yasudah, kami memutuskan untuk memainkan wahananya duluan. Wahana yang dicoba pertama adalah Roller coaster, disini secara Surprise, abangnya Zella, Bang Zeta tiba-tiba muncul dan Zella cukup kaget. Lucunya, temen-temen yang gak tau itu abangnya Zella, menyangka kalo bang Zeta adalah pacar Zella. dilanjutkan dengan Arung jeram, Niagara-gara, Alap-alap dan tornado. Dengan ke sotoy an tingkat tinggi kami menuju wahana. Lagi-lagi tersesat. Setelah Tanya sana-sini akhirnya bisa juga (Ya Allah, terlihat seperti orang kubu). Setelah naik Tornado (aku gak ikut dong, takut) kami memutuskan untuk memainkan Kora-kora. Disini temen-temen pada ogahan. Jadinya, aku, Marina, Tyo, Fiqih dan Maun lah yang naik.
Pada mulanya Have fun. Soalnya kami ambil bangku yang nyaris di belakang dan setelah wahana berhenti, tiga perjaka itu pada Mabok. Setelah mereka melihat seorang bapak-bapak muntah mengenai seseorang yang berada di depannya. Selain itu si Fiqih ngakunya kejedot di kora-kora. Aku dan Marina malah sibuk berfoto Ria.
Setelah naik wahana itu, kami berlima segera menyusul yang lain ke restoran padang untuk makan siang. Kalian gak tau betapa kasiannya melihat ketiga pria itu sudah sempoyongan dan terduduk lemas ketika memesan makanan. Mereka bertiga mual dan ingin mengeluarkan isi perut mereka. Akhirnya keinginan mereka tercapai dan mereka bertiga serentak ke belakang. Aku dan Marina melanjutkan makan. Setelah itu kami sholat Zuhur jama’Asar. Makanan Tiga lelaki itu belum mendapat sentuhan yang berarti hingga kami selesai Shalat.
Tak lama setelah itu kami memutuskan untuk membayar makanan masing-masing dan walaba. Kaget karena harganya begitu memilukan(?). Yasudahlah, terjebak. Akhirnya kami membayar. Disini kami semua terpencar, bahkan, kami berlima memutuskan untuk memilih jalan masing-masing. Tinggallah aku dan Marina berdua. Jujur kami bingung hendak kemana, setelah menelepon Lusi dan kawan-kawan ternyata mereka ada di antrian “the Journey of centre earth” (kalo gak salah) dan mereka sudah mengantri jauh sekali. Akhirnya aku dan Marina berjalan tanpa arah. Tibalah di Perang Bintang.
Sungguh, ini wahana krik.krik. Merasa terjebak sudah masuk ke wahana ini. Lalu kami memutuskan untuk mengantri juga di wahana dimana Lusi dkk mengantri. Saat kami mengantri ternyata Lusi dkk sudah selesai. T.T. Ya, sangat lama mengantri di wahana ini. Antriannya begitu panjang. Sampai-sampai aku dan Marina menemukan pasangan yang klop. Cowoknya cakep ceweknya cantik. Mana yang cowoknya bawa kamera SLR (kalo gak salah). Beliau memotret keadaan. Wah, pada saat memotret pasangannya, tak sengaja kami di belakang si Cewek, jangan-jangan kami ikutan kepotret? (abaikan). Saat mengantri, di belakang kami sudah ada pak Wanto berdiri sendirian. Jadilah kami mengantri bertiga.
Pada saat mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam (woaaaaahhh senang sekali penantian ini tinggal sedikit lagi) aku dan Marina malah memainkan Kamera HP Marina alias kembali berfoto Ria -____-“. Melihat kami berfoto, Pak Wanto mengeluarkan kameranya dan memotret kami berdua (?) setelah itu gentian, pak Wanto minta difotoin. Yasudah, dibantu deh. Eh gak taunya, mas sama mbak cakep tadi fotoin kami bertiga kalo gak salah (wahahaha) dan akhirnya bisa menikmati wahana juga.
Tak terasa hari mulai petang dan sebentar lagi malam tiba, kami bergegas menuju bis yang ternyata letaknya jauh pula dari Dufan. Lagi kami harus naik kereta. Setibanya di bis, dikirain peserta paling akhir yang tiba di bis, gak taunya peserta awal. Jadilah aku berinisiatif untuk mengganti pakaian yang mulai kering (basah karena main arung jeram tadi). Sudah pula kami yang berada dalam bis berganti pakaian, yang lain belum juga tiba. Kami mulai gusar. Janji Jam setengah lima, sekarang hampir jam setengah enam belum juga tiba. Kacang goreng ku pun hampir habis (?).
Comments
Post a Comment