Nine days part 17
Yaa… inilah petualangan hari terakhir kami sebelum kembali ke jambi, tepatnya hari Sabtu. Pagi-pagi aku bangun dan shalat subuh, setelah itu aku hidupkan tv, dan ternyata aku tertidur lagi. Tiba-tiba saja telepon kamar berdering dan ternyata yang menelpon itu adalah Arum. Dia bilang , jam tujuh sudah harus keluar kamar karena kamar sudah diboking dengan orang lain. Waaw… kaget! Langsung saja seisi kamar pada berebut mandi. Selagi menunggu yang mandi kami berberes dan memesan sarapan pagi. Benar-benar mendadak “heeelah… giliran dapat kamar yang bagus cem ko, pagi-paginya malah kayak gini, ngapo dak di Jakarta be yang lamonyo?” ucap Ucy
Yaa.. mungkin karena terbiasa ligat, jadinya dalam waktu sekejap gak sampe sejam lebih kami sudah siap dan mengeluarkan koper dari kamar. Sedikit kesal lho ketika tau di kamar ketua malah belum siap. Yaudah kami menyeret koper masing-masing ke lantai bawah dan duduk di sofa yang ada di lobi. Sambil menunggu yang lainnya, naluri untuk berfoto ria muncul. Yasudah, dengan Maun dan Wipang sebagai kameraman dan kamerawati kelasku pada saat itu. Yaa… setelah puas dan saatnya sudah tiba, kami menuju bus dan memasukkan barang kami. Yap… Good bye mess, good bye kamar indah. Hahaha.
Perjalanan menuju Ancol. Ternyata gak jauh dari mess Jambi. Ya sekitar setengah jam an lah, kami telah tiba di taman impian jaya ancol. Sepanjang perjalanan, anak-anak sudah pada sibuk memikirkan mau main apa ntar di wahana. Oh ya…. Disini kami mendapat paket murah lho. Dufan + gelanggang samudra Dengan harga Rp 95.000. Padahal aku cek di internet, biaya masuk ke Dufan sekitar 135.000. Oke, tujuan pertama nonton 4 dimensi dulu di gelanggang samudra soalnya sudah buka lebih dahulu ketimbang Dufan. Well disini kami mati kutu bener dah. Ternyata, wahananya belum pada buka. Baru arenanya doang. Jadilah sebagian dari kami ngumpat-ngumpat gak jelas.
Aku dan rombongan cewek kelasku memutuskan untuk berkeliling dan berfoto. Disini pada gak ada yang mau fotoin kita karena bĂȘte. Jadilah kami berfoto sebisanya. Sehabis itu kami malah kepencar. Ada yang nonton pertunjukan anjing laut, main undur-undur, ngantri di queue line depan 4D, beli minuman dsb. Aku mencoba main undur-undur agak horror gitu. Ada bunyi-bunyian krik.krik.ngik. Lalu ke arena anjing laut dan singa laut yang ternyata rame banget. Akhirnya aku dan beberapa temanku membeli minuman dan duduk di queue line 4D. Huoooo…. Disini, subhanallah, ngantri nya lumayan lama. Setelah terasa cukup menggerahkan, akhirnya 4D dibuka dan kami masuk ke dalam. Di dalam nggak langsung masuk dan nonton. Masih harus menunggu lagi. Yasudah, sembari memakai kacamata khususnya, kami berfoto ria. Norak! Biarpun begitu ini hidup kami, yang sirik ke laut aja. Ya, setelah itu kami masuk dan nonton.
Ternyata penantian panjang itu dibalas dengan dusta (?) maksudnya, dibalas dengan durasi wahana yang super mahagiga sebentar. Menyesal? Ya, lumayan. Setelah itu kami menuju Dunia Fantasi dan disini dimulai petualangan. Karena rombongan itu pada lama minta ampun, akhirnya beberapa dari kami memutuskan untuk jalan menuju Dufan. Waktu itu kami gak sadar kalo Dufan itu jauhnya mahadahsyat dari Gelanggang Samudera dan tebak saja, kami yang awam sekali dengan Jakarta, jadinya mutar-mutar gak jelas. Akhirnya kami memutuskan untuk melihat peta yang ada di persimpangan.
Lemes, pas tau, Dufan itu ternyata memang jauh. Kami berinisiatif untuk menyetop mobil yang lewat dan segera membawa kami lepas dari penderitaan ini. Mobil pertama, lewat, kedua, lewat, ketiga, gak liat supirnya. Kami pasrah dan mencoba untuk berjalan kaki. Ditengah perjalanan itulah, tiba-tiba sebuah kereta datang dan kami naik kereta itu. Bahagia tiada terkira. Tibalah kami di depan Dufan. Kami segera turun dan berterima kasih kepada sang Supir.
Pada kenyataannya, rombongan yang lain belum tiba. Yasudah, kami memutuskan untuk memainkan wahananya duluan. Wahana yang dicoba pertama adalah Roller coaster, disini secara Surprise, abangnya Zella, Bang Zeta tiba-tiba muncul dan Zella cukup kaget. Lucunya, temen-temen yang gak tau itu abangnya Zella, menyangka kalo bang Zeta adalah pacar Zella. dilanjutkan dengan Arung jeram, Niagara-gara, Alap-alap dan tornado. Dengan ke sotoy an tingkat tinggi kami menuju wahana. Lagi-lagi tersesat. Setelah Tanya sana-sini akhirnya bisa juga (Ya Allah, terlihat seperti orang kubu). Setelah naik Tornado (aku gak ikut dong, takut) kami memutuskan untuk memainkan Kora-kora. Disini temen-temen pada ogahan. Jadinya, aku, Marina, Tyo, Fiqih dan Maun lah yang naik.
Pada mulanya Have fun. Soalnya kami ambil bangku yang nyaris di belakang dan setelah wahana berhenti, tiga perjaka itu pada Mabok. Setelah mereka melihat seorang bapak-bapak muntah mengenai seseorang yang berada di depannya. Selain itu si Fiqih ngakunya kejedot di kora-kora. Aku dan Marina malah sibuk berfoto Ria.
Setelah naik wahana itu, kami berlima segera menyusul yang lain ke restoran padang untuk makan siang. Kalian gak tau betapa kasiannya melihat ketiga pria itu sudah sempoyongan dan terduduk lemas ketika memesan makanan. Mereka bertiga mual dan ingin mengeluarkan isi perut mereka. Akhirnya keinginan mereka tercapai dan mereka bertiga serentak ke belakang. Aku dan Marina melanjutkan makan. Setelah itu kami sholat Zuhur jama’Asar. Makanan Tiga lelaki itu belum mendapat sentuhan yang berarti hingga kami selesai Shalat.
Tak lama setelah itu kami memutuskan untuk membayar makanan masing-masing dan walaba. Kaget karena harganya begitu memilukan(?). Yasudahlah, terjebak. Akhirnya kami membayar. Disini kami semua terpencar, bahkan, kami berlima memutuskan untuk memilih jalan masing-masing. Tinggallah aku dan Marina berdua. Jujur kami bingung hendak kemana, setelah menelepon Lusi dan kawan-kawan ternyata mereka ada di antrian “the Journey of centre earth” (kalo gak salah) dan mereka sudah mengantri jauh sekali. Akhirnya aku dan Marina berjalan tanpa arah. Tibalah di Perang Bintang.
Sungguh, ini wahana krik.krik. Merasa terjebak sudah masuk ke wahana ini. Lalu kami memutuskan untuk mengantri juga di wahana dimana Lusi dkk mengantri. Saat kami mengantri ternyata Lusi dkk sudah selesai. T.T. Ya, sangat lama mengantri di wahana ini. Antriannya begitu panjang. Sampai-sampai aku dan Marina menemukan pasangan yang klop. Cowoknya cakep ceweknya cantik. Mana yang cowoknya bawa kamera SLR (kalo gak salah). Beliau memotret keadaan. Wah, pada saat memotret pasangannya, tak sengaja kami di belakang si Cewek, jangan-jangan kami ikutan kepotret? (abaikan). Saat mengantri, di belakang kami sudah ada pak Wanto berdiri sendirian. Jadilah kami mengantri bertiga.
Pada saat mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam (woaaaaahhh senang sekali penantian ini tinggal sedikit lagi) aku dan Marina malah memainkan Kamera HP Marina alias kembali berfoto Ria -____-“. Melihat kami berfoto, Pak Wanto mengeluarkan kameranya dan memotret kami berdua (?) setelah itu gentian, pak Wanto minta difotoin. Yasudah, dibantu deh. Eh gak taunya, mas sama mbak cakep tadi fotoin kami bertiga kalo gak salah (wahahaha) dan akhirnya bisa menikmati wahana juga.
Tak terasa hari mulai petang dan sebentar lagi malam tiba, kami bergegas menuju bis yang ternyata letaknya jauh pula dari Dufan. Lagi kami harus naik kereta. Setibanya di bis, dikirain peserta paling akhir yang tiba di bis, gak taunya peserta awal. Jadilah aku berinisiatif untuk mengganti pakaian yang mulai kering (basah karena main arung jeram tadi). Sudah pula kami yang berada dalam bis berganti pakaian, yang lain belum juga tiba. Kami mulai gusar. Janji Jam setengah lima, sekarang hampir jam setengah enam belum juga tiba. Kacang goreng ku pun hampir habis (?).
Comments
Post a Comment