Posts

Showing posts from November, 2013
Dibilang "lebih baik antisipasi daripada menunda-nunda" okesip. Dikatain si tukang penunda-nunda, in fact? Yaaa... memang keliatannya seperti itu tapi saya selalu punya dasar dalam penundaan saya, dan insyaallah setiap yang saya tunda tepat sasaran dan sesuai prediksi. Saya selalu mencari tau sesuatu yang akan saya pilih. Saya juga bukan orang gegabah, saya memperhitungkan segala peluang, profitnya, ruginya, berjalan semestinya apa enggak, mungkin ini yang disebut naluri pedagang *eh? Tapi serius dan orang kadang enggak memahmi itu. Yang paling cekcok dengan saya soal masalah ini adalah orangtua saya, beliau selalu gregetan kalau saya bilang "nanti sajalah". Saya berkata "nanti saja" kalau saya lihat peluang besar untuk dinantikan. Saya melihat adanya suatu keuntungan kalau saya bilang nanti. Saat penantian saya terbukti dan bilang "benerkan yang saya bilang", mereka selalu bilang "apasalahnya antisipasi. Ah. Ini yang saya alami baru-baru in
Aku senang saat masa-masa mengagumi seseorang, menyukai "the way you are", karena hal sekecil apapun yang orang itu lakukan untuk kita akan kelihatan indah banget. Hahaha. Meskipun kenyataannya belum tentu apa yang kita rasakan ia rasakan juga. Terimakasih sudah mengabulkan harapan kecil itu. Lop u pul deh. Hahahahaha. *maapnorak* tapi serius, bahagianya jadi paket komplit. :* :* :*
Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah. Tahun ini benar-benar barakah. Sedih senang susah bahagianya dapat dan begitu banyak pengalaman berharga, pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik. Semoga hal ini tidak menjadi kebahagiaan sesaat, tidak menjadikan hamba tinggi hati, dan bisa berusaha lebih baik. Terimakasih ucapan "congratulationnya". Semoga kata itu enggak jadi boomerang buat diri sendiri.

in relationship?

Apakah ini jalan yang diberikan Allah untuk aku? Agar aku senantiasa terlindungi. Kalau ditanya, "sudah berapa kali pacaran sel?" Kadang dengan mantap aku berkata "aku belum pernah pacaran" kadangpula sedikit malu karena belum pernah punya rekor 'pacaran', nggak sedikit yang bilang aku bohong dengan statement ku. Iya. Aku juga nggak mengerti kenapa mereka nggak mempercayai ungkapan itu. Yasudahlah itu cuma anggapan orang toh. Kenapa aku yang harus pusing. Ini hidupku kok. Semakin kesini aku semakin ingin memantapkan diri bahwa aku hanya ingin punya satu pasangan di hidupku. Iya. Dulu, waktu jaman sekolah, aku benar-benar mantap untuk tidak pacaran. Selain karna orangtuaku yang tidak mengizinkan aku juga tidak ingin merusak konsentrasiku dengan hal seperti itu. Meskipun ada beberapa temanku yang berprestasi karna katanya lebih termotivasi. Oke mungkin itu mereka. Bukan aku. Aku membatasi diriku dulu, sebelum aku usia 17 tahun, aku ingin buat rekor diriku se
Salam rindu yang berada di peluk mata. Namun di hati semakin jauh aku takkan bertanya lagi kamu kenapa. Ada apa di antara kita. Sudah cukup jenuh aku bertanya dan pertanyaan itu berkecamuk di benakku. Tampaknya kita bukan seperti novel yang ending nya akan bersama dan berbahagia. Sudah semakin menciut asaku. Semakin aku tahu dan mengenal semakin aku tidak memahami. Ataukah mungkin aku yang tak punya daya untuk memahami entahlah. Yang jelas aku kembali pada titik jenuhku untuk memahami mu. Aku sudah tak ingin membayangkan hal-hal indah tentang kita. Aku dan kamu. Nyatanya, semua yang telah kita lewati tak sedikitpun manis di matamu. Tak mengapa, itu membuatku mudah untuk meninggalkan jejak. Tak pula aku mengharapkan penyesalanmu. Karena semakin aku berharap suatu saat kamu menyesal semakin besar asaku akan tentangmu. Biarkan semua mengalir semestinya. Biarkan lembaran baru itu muncul dan tinta baru memainkan perannya. Aku sudah berada di titik jenuh mengharapkan semua tentang kamu. I