Posts

Showing posts from January, 2013
"Sepertinya saya telah mengungkapkan sesuatu "saya mengagumi sosok yang sebelumnya 'being ignorance' by my self" .rasanya klise, setelah saya sadari, karena keegoisan saya sendiri, saya telah mengabaikan seseorang yang sekiranya baik. dan ada sedikit rasa sesal, ketika, saat itu saya malah memilih yang lain. Andai saja, saya masih diberikan kesempatan, saya ingin memperbaiki kesalahan itu. Saya sadar, setelah semua nya menjauh, dan sekiranya, itulah saat saya merasa bahwa ternyata saat ini dialah yang terbaik bukan keegoisan saya belakangan ini......."
Tak mungkin menyalahkan waktu   Tak mungkin menyalahkan keadaan   Kau datang di saat ku membutuhkanmu   Dari masalah hidupku bersamanya Reff: Semakin ku menyayangimu   Semakin ku harus melepasmu dari hidupku   Tak ingin lukai hatimu lebih dari ini Kita tak mungkin trus bersama Suatu saat nanti kau 'kan dapatkan   Seorang yang akan dampingi hidupmu   Biarkan ini menjadi kenangan Dua hati yang tak pernah menyatu Back to Reff: Maafkan aku yang biarkanmu Masuk ke dalam hidupku ini Maafkan aku yang harus melepasmu   Walau ku tak ingin Back to Reff: Semakin terasa cintamu   Semakin ku harus melepasmu dari hidupku   Tak ingin lukai hatimu lebih dari ini kita tak mungkin trus bersama I'll let you go 3x LIRIK ini kenapa? kenapa begitu menusuk? Kenapa ternyata ada lagu yang menggambarkan kondisi ini? :'(  lagu ini terlalu nyata untuk saya. Terlalu menggambarkan masa lalu saya :'(

Balas Kangenku Dong!

Dear Diary  15 Desember 2007 Udah berapa lama yah? Udah hampir 3 bulan kamu pergi. Semenjak kamu pergi, kabar dari kamu tidak aku dapatkan lagi. Apa disana nggak ada sinyal ponsel ya? atau paling tidak telepon umum? minimal tukang pos atau wesel? Oh ya aku baru ingat, kamu sedang di kawasan terpencil. Sedang mengemban tugasmu sebagai tim medis. Aku juga butuh dokter sepertimu sekarang. Untuk mengobati rasa kangenku yang sudah masuk ke tahap akut.....Laksmi Dear Diary 15 Maret 2007 Ini udah enam bulan loh. Kangennya sudah kronik. Masih nggak dapat kabar dari sana. Apa perlu aku susul kesana, biar aku tahu kabarnya sekarang bagaimana? Bunga yang pernah Dafa kasih sebelum dia pergi sudah bermekaran bahkan sudah punya tunas baru. Aku mau liatin ke Dafa, kalau aku merawat pemberiannya dengan sangat baik. Cepat pulang yah, cepat kasih aku kabar.... Laksmi Dear Diary 15 Desember 2008 Sudah satu tahun, seminggu lagi, sesuai dengan yang ia janjikan, ia akan pulang. Ak

Orang Ketiga Pertama

Sesekali aku melihat layar LCD ku. Tidak ada pesan atau pun telepon yang masuk. Aku gundah, sudah dua bulan belakangan ini, Genta sama sekali tidak menghubungiku. Aku pernah menghubunginya, hanya saja jawabannya datar, jadinya, akupun malas untuk melanjutkan percakapan kala itu, hingga, setelah kejadian itu, aku tak berniat untuk menghubunginya duluan. Kenyataannya, ia pun melakukan hal yang sama. Aku dan Genta sudah menjalin kasih setahun belakangan ini, dia manis, baik dan perhatian. Tapi semuanya berubah, ya sejak dua bulan belakangan. Aku dan Genta, menjalani "Long Distance Relationship" karena tuntutan studi, yang artinya, komunikasi yang kita butuhkan hanya dari gadget yang kita punya, jika itu tidak berjalan, hampa memang. "sabar banget ya aku jadi orang Re? Udah dua bulan Genta tidak sama sekali menghubungi aku. Bahkan untuk menanyakan kabar saja tidak" keluhku. Rere, sahabatku, hanya mengelus punggungku, mengartikan bahwa aku harus sabar.

Pukul 2 Dini Hari

tik....tik...tik.... Hanya keheningan yang menemani ku pagi ini. Waktu telah menunjukkan pukul 1 lewat 30 menit. Aku masih sibuk dengan laporanku yang tak kunjung usai. Puluhan lembar kertas bertebaran di ambal kamarku. Kulit kacang berserakan, dua gelas kopi telah kuhabiskan. Mungkin kalau saja aku berkaca malam ini, raut mukaku pasti sudah menyeramkan. Kantung mata yang semakin lama semakin membesar karena mata ini terus saja kupaksakan untuk terjaga, karena aku terus dihantui deadline. Pukul 1 lewat 45 menit. Mendadak suasana berubah. Tiba-tiba saja hujan turun dengan deras. Angin bertiup kencang. Petir menggelegar. Membuat suasana malam ini sedikit tidak bersahabat bagiku, karena aku takut petir. Namun, aku tetap memaksakan diri untuk menyelesaikan laporan ini. Mendadak bulu roma ku berdiri. Aku merinding. Merasakan adanya sesuatu. Kemudian tak berselang lampu kamarku mati. Aku beranjak dari tempat dudukku, berjalan meraba mencari senter yang kuletakkan di laci. Setelah ak
6 of 7 after 6. hhhhhhhhhhhhh...... kenapa sekarang malah yang timbul kebencian. kenapa malah susah untuk melupakan. kenapa semuanya masih terngiang-ngiang di benak? sementara yang menyebabkan semua ini disana telah bebas kan? apa karena masih ada satu yang belum tersampaikan? haruskah memang semua tersampaikan baru lega? atau kah akan menjadi beban semata?
"suatu hari saya pernah menuliskan sebuah imajinasi saya, dalam bentuk sebuah cerpen, yang menurut saya tidak punya penyelesaiannya karena saya malas. dan baru tadi saya menyadari, kalau apa yang saya alami sekarang, sangat persis dengan apa yang saya tulis waktu itu. Oh, lagi, hal itu terjadi. Tulisan itu menjadi kenyataan...."
"Yang berlian tetaplah berlian dimanapun ia berada. jadi... jika dulunya kamu dikenal terbaik, tetaplah menjadi yang terbaik" Sempat melupakan kalau pernah diucapin kata-kata ini sama Mama, Papa, guru di Spenju dsb dan malahan pernah ceramahin kata-kata ini ke Rangga dan Melvi (kayaknya), biar kami sama - sama bangkit dari keterpurukan . Oke. I wish :D

senyum dan tawa

Senyuman dan tawa seakan kini menjadi topeng disaat perasaan pilu kau takkan pernah tau seberapa patahnya hati ini seberapa hebat kau hancurkan semua perasaan yang telah kau buat seberapa dalamnya luka yang sudah kau torehkan seberapa bodoh diri ini di pikiranmu Tetaplah, hanya senyuman dan tawa yang mampu menyembunyikan semuanya terkesan munafik, tapi fakta karena diri ini, hanya mampu menyimpan sendiri Senyuman dan tawa akan terasa sempurna jika terpancar dari hati yang tulus akan terlihat mempesona jika sejalan dengan perasaan yang sedang dirasakan senyuman dan tawa akan membawa kebahagiaan  aku, kamu, mereka, kalian dan semua senyuman dan tawa akan menjadi universal obat hati yang paling ampuh Hanya kini tinggal kau yang mampu mengerti dua mata koin yang bertolak belakang apakah senyuman dan tawa itu tulus atau palsu hanya orang-orang yang mengerti dan peka yang dapat membedakan apakah itu senyuman dan tawa yang tersakiti, ataukah tulus