Nine days part 7

Next, waktu baru menunjukkan pukul lima pagi. Akhirnya kami tiba di Provinsi DIY Yogyakarta, tepatnya Purworejo. Di sebuah Masjid dekat lapangan (?). Kami Shalat dan cuci muka, gosok gigi, sekalian BAB, yang nahan dari Banten, hhee. Ternyata, ada juga yang mandi. Ya ampun, kalo tau sempat gini, aku juga mau mandi. Bayangkan udah hampir tiga hari gak mandi-mandi. Mana Emil pamer “udah wangi, udah segerrr”. Jadi kepengen rasanya. Terus kami melanjutkan perjalanan, katanya ke penginapan dulu. Ohh, thanks God, akhirnya bisa meluruskan pinggang dulu dan mandi (?) gumamku. Tapi, ternyata diralat, “berhubung penginapan dan UGM jauh, jadinya, kita mandi di rest area dan langsung ke UGM, ambil koper masing-masing” kata pak Wanto. Oke, sekali lagi merasa gondok, sudah membayangkan enaknya istirahat, dan ternyata diluluh lantakkan. Dan sekali lagi ada yang berkomentar “enak dong ya yang udah mandi, tinggal ganti seragam aja”. Dan sempat berebut kantong kresek buat naruh kain kotor.
Tibalah di rest area, lengkap sih, ada pom bensin, ada resto, ada minimarket, ada banyak toilet. Kami mengambil koper masing-masing dan mengantri di depan kamar mandi. Selagi kamar mandi masih penuh aku membuka koper dan mengeluarkan baju yang akan dipakai. Tak berapa lama aku menunggu, Desti akhirnya keluar juga dan aku masuk ke kamar mandi dengan terlebih dahulu mengunci koperku. Tidak keramas yang jelas, karena aku pakai jilbab, gimana ngeringin rambut kalo dikeramasin? Dengan kecepatan melebihi kecepatan biasa, padahal aku ingin melakukan ritual, tapi tampaknya tak bisa. Terdengar suara Tiara dari luar “widya cepetlah wid, orang lah pada selesai, kau belum jugo. Ya ampun wid!” nah si Wipang malah ngakak di kamar mandi. Wkwkwkwk.
Akhirnya aku selesai juga. Aku merapikan barangku dan keluar. Masih dari suara Tiara “widy, cepetlah, selvi sudah tuh nah, tinggal aku dewek an wid” dan masih, wipang ngakak sambil bilang “yo tunggu, bentar lagi selesai”. Well kita menuju bus dan meletakkan koper. Setelah koper kurasa aman, aku menuju bangkuku dan mengambil sepatu lalu makan nasi. Ternyata banyak yang gak makan nasi, malah makan mie, kebanyakan bilang ngirit. Aku juga ngirit sih, tapi aku gak bisa kalo makan mie pagi-pagi, bawaannya lemes. Jadinya, aku, Marina dan Zella pesen nasi tambah ayam tambah tempe dengan segelas teh hangat. Sekitar….. ntah lah lupa. Tak berapa lama, rombongan yang lainnya datang, banyak yang bertanya pada kami “segitu berapa harganya” dan kami menjawab dengan apa adanya.
Marina bercerita “kak, masih ada yang belum ya? Ya ampun mereka lama mandinya.  (?)”  Selesai makan, kami segera ke bus, karena bu Umi sudah menyuruh semuanya untuk ke bus. Yaelah, ada-ada aja masalah, entah popmie siapa ntah tumpah tersenggol Dimas dan akhirnya bus, rada-rada berbau gimanaaa gitu dan satu lagi, ini sepatuku ujungnya nyiksa banget deh. Hiks.hiks. next, UGM.

Comments

Popular posts from this blog

Review Wahana Internsip Dokter

Chapter 10 : Koass Stase Obgyn

koass Stase Bedah : Bedah Lucu, Bedah Bahagia, Bedah Ceria