Posts

Showing posts from February, 2012

Super Daddy

barusan inih. kejadiannya barusan inih. membuat gue guling-guling di lantai (?) Jadi lagi ngerjain tulisan ilmiah yang udah kayak hantu deadline nya. Ngejer-ngejer gue mulu (?) jadilah gue niatnya konsultasi dengan bokap, gimana - gimananya mumpung di Jambi. T.T Gue : Pa... bokap : Sel, coba baca tulisan papa yang baru? Gue : (krik-krik. Baca tulisan bokap) udah pa bokap : komentari dong, terus gimana bagusnya? gue : *hening sejenak* judulnya pa jangan kayak gitu, terus kalimat awalnya diubah deh jadinya blablabla bokap : *ngotot* itu tu udah bagus. Jadi papa maksudnya blablabla gue : ohh yaudah.. itu aja gak papa bokap : jadi gimana bagusnya? gue : -________-" yaa.... yang selvi bilang tadi bokap: *mikir dan merevisi* Gue di depan laptop sendiri ternganga. Belum jadi konsultasi malah jadi tempat konsultasi. Yaudah akhirnya urung, niatnya nyari bahan sendiri aja deh di internet, konsultasi dengan bokap BATAL, lagi asyik searching bokap : sel, coba dengerin tulisan yang sudah pa

Gara-gara mimpi

Aiihh liburan ini udah kerjaan gak jelas, banyak banget pula yang bikin galau. Aihh... lupakan lupakan. Karena kerandomannya, akhirnya mimpi pun ikut random -__-". Ini kayaknya gara-gara kebaca status anak Gerbang deh sebelum tidur, yang apaan itu katanya masuk final-masuk final. Oh great! Belum lagi, pas kunjungan ke JHS kemaren, tiba-tiba di kaca jendelanya ada potongan koran, dimana isinya "TT dilepas gub. ke GF" *cakartembok. Jadi intinya gue mimpi, mimpinya itu tiba-tiba gue ada di sebuah gedung besaaaaar, nah ternyata isinya itu anak-anak angkatan 2008-2011. HAHAHA. DEMI APAPUN... tapi... yang dari dari prov. gue cuma peserta yang tahun 2010 *maaf kakak-kakak. Ini gatau kenapa. Mungkin kakak-kakak ada tapi yang keliatan cuma yang 2010. Jadilah, kami memakai jaket alma yang menurut gue, gue gak pernah dapet hoki tiap pake tu jaket -___-" Mungkin karena latihannya lebih lama dengan angkatan 2010 kali ya. Dimana gue sering ribut dengan partner hapalan gue si MM
Kunjungan ke JHS aku kemaren bareng Melvi... hmm.... meninggalkan banyak pesan. Oh ya... pertama-tama... sedikit kecewa ih si Rangga gak jadi dateng... huoouooo padahal seru kan ya Mel ngerusuh bareng (?) Jadi... ketika aku kembali menginjakkan kaki ke area JHS, memang sudah jauh berbeda. JHS semasa aku dulu bukan lagi gedung yang menemaniku selama tiga tahun. Semua berubah setelah aku dinyatakan lulus dan melanjutkan studi ke SHS. ya... nggak apa-apa, berarti angkatan kami punya nilai positif, karena semuanya berubah tepat saat kami diumumkan lulus :') Semua nya memang sudah berubah. Dari gerbang depan, dimana dulu aku sering berkejaran dengan waktu. Di mulai dari gerbang itu hingga menuju depan kelas aku berlari. *biasa kebiasaan telat.  Wkk. Gerbang itu bukan gerbang yang dulu. Pelataran parkir, taman depan, kantin, semua berubah. Ketika memasuki gerbang kedua, aku semakin merasakan hal yang berbeda.. karena memang semuanya telah diubah. Hanya tinggal beberapa gedung saja yang

Spesial nggak pake telor

"Na... makan apa kita malam ni?" tanyaku pada teman satu kosanku. Rina yang kamarnya berada di sebelah kamarku malam ini sedang nongkrong di kamarku. Tepatnya ia teman baruku. Ia baru pindah beberapa minggu yang lalu. "kita hunting makanan di deket kampus itu aja kali ya?" usul Rina. Kampusku yang jaraknya tak jauh dari tempat tinggalku. Kebetulan kawasan di sekitarnya cukup ramai. Bila malam tiba, banyak penjual makanan menjajakan makanan untuk santapan di malam hari dan mereka buka dari jam lima sore hingga 5 subuh. Makanan yang dijajakan beragam, enak dan murah. Sesuai dengan kantong mahasiswa. Aku mengiyakan saja usul Rina. Kebetulan aku rindu dengan nasi goreng Bik Inah yang berjualan di kawasan itu juga. Nasi gorengnya enak, komplit dan harga terjangkau. Setelah merapikan buku-buku yang berserakkan, aku dan Rina pun berjalan menyusuri gang sempit itu. Sedikit menyebrangi jalan dan ditemukan aneka ragam makanan. "kamu pesan nasi goreng, aku mau pesan p

Rinduku kepadamu

Aku menelusuri gang sempit ini. Gang yang belum di aspal dan masih penuh lubang sana sini. Bila hujan turun lubang itu akan dipenuhi oleh air dan akhirnya membentuk kubangan. Apalagi di musim penghujan saat ini, jalanannya pasti becek. Seperti sore ini. Sedari pagi hujan turun dengan deras, dan baru sekitar tiga  jam yang lalu hujanpun mulai berkurang, dan baru sore ini hujan benar-benar berhenti. Aku melangkah penuh hati-hati, agar tanah basah ini tidak keciprat ke celana yang sedang aku kenakan.Hari ini aku kuliah dari pagi sampai sore, dan benar-benar melelahkan, walaupun hanya duduk dan menyaksikan dosen menyampaikan materi. Di sebuah tanah lapang, aku melihat beberapa anak-anak sedang berkejar-kejaran, ada yang sedang bermain kelereng, dan ada beberapa ibu-ibu yang sedang mengejar anaknya, untuk memberikan sesendok nasi ke si anak. Aku berhenti sejenak dan memperhatikan pemandangan itu. "Jadi kangen ayah sama bunda" gumamku. Aku tegang mematung dan teringat akan masa b

Tiga Permohonan

Deru ombak. Gulungannya begitu apik kemudian mengalir dan membasahi kedua kakinya. Ia membiarkan pasir-pasir itu seolah berjalan menyeretnya sedikit demi sedikit ke tengah laut. Dia tetap pada posisinya diam . Kedua lengannya bersedekap. Sementara, langit yang tadi biru, kini berubah menjadi Jingga. Matahari sebentar lagi akan terbenam dan akan berganti malam. "NABILA" teriakku yang sedang berlari kecil ke arah gadis itu. Ia menoleh ke araku. "kamu sedang apa?" tanyaku saat tiba di dekatnya. ia menggeleng. Posisinya tetap pada keadaan semula. "Aku sedang menatap ombak yang sedang berkejar-kejaran" jawab Nabila sekenanya. "Tapi hari mulai senja, Nabila. Sebentar lagi langit akan gelap. Kamu butuh istirahat" ucapku memperingatkan. "Aku tahu, aku akan tetap disini menanti matahari benar-benar terbenam. Ini hari terakhirku disini"  "Nabila..." ucapku lirih. Airmatanya mengalir begitu saja. Bekas airmata sebelumnya terlihat j

Aku dan Menulis

Menulis? Sudah menjadi bagian hidupku beberapa tahun belakangan ini. Menulis sebuah karangan adalah suatu kebahagiaan bagi aku sejak aku duduk di kelas tiga SD. Ya.. Semenjak aku sudah merasa sangat-sangat mahir dalam menuliskan abjad dengan benar. Karena jujur saja, saat duduk di bangku kelas satu SD, hampir setiap hari aku menangis saat latihan menulis. Aku merasa huruf besar, kecil sangat susah bagiku dulu. Maklum, ketika di taman kanak-kanak, tidak sama sekali aku diperkenalkan pada dunia huruf. Yang aku tahu hanya warna, karya dan cipta. Itu sebab nya, Menggambarkan sesuatu juga menjadi bagian hidupku semenjak kecil meskipun aku akui karyaku masih jauuuh dari kata bagus. Hanya saja ya itu, aku suka mencoret-coret kertas, menuangkan imajinasi ku dalam bentuk tulisan atau gambar meskipun tidak jelas. Menulis sebuah karangan. Aku sangat suka menulis karangan berupa cerita rakyat semasa aku duduk di bangku sekolah dasar. Rasanya apa yang aku pernah baca, pernah tonton, dengan begitu

Katakan!

kita nggak akan pernah tahu kan kalo gak diberi tahu? masa harus menerka-nerka ? yang ada nanti malah jadi sok tahu. Saya lelah menjadi seseorang yang dipaksa untuk menerka-nerka apa yang sedang dirasakan seseorang. Bukannya saya tidak peka, hanya saja, terkadang, apa yang kita lihat tidak sama dengan apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Lebih baik katakan dengan jelas, agar sayapun tahu dan mengerti.

Letih

Aku capek dengan semuanya. Aku capek dengan kerjaanku, aku capek dengan hobby ku, aku capek dengan orang-orang di sekitarku, aku capek dengan hidupku dan aku capek! Terutama aku capek menghadapi kamu! Kamu yang nggak bisa sedikit lebih dewasa dari aku. Kamu yang semaumu saja. Kamu yang dengan duniamu saja. Aku rasa lagu yang aku sedang aku putar sekarang, benar-benar menggambarkan tentang betapa letihnya dan capeknya aku menghadapai kamu! Aku capek dengan skenario yang kita buat!  Ya.... iya itu yang aku rasakan. Seolah-oalah aku ini cuma ban serep bagi kamu. Aku ini bukan apa-apa. Toh aku dan kamu cuma terikat status. status di jejaringan sosial tepatnya Tapi hati kamu kemana! Hati kamu sama sekali tidak untuk aku. Kamu-- 'greeeeg....greeeegg...greeeeeg' benda mungil itu bergetar untuk kesekian kalinya. Tapi tampaknya kali ini ada pesan masuk setelah sembilan panggilan tak terjawab "Rio" gumamku. Aku melirik benda mungil itu, melihat ke layar LCD tapi aku masih tid