Nine days part 16
Keesokkan harinya, kami mulai berkemas-kemas. Masih ada juga yang pinjam hairdryer nya Diba, setrika gue, numpang nge charge. Okay. Dengan kilat aku bisa cepat selesai berkemas. Kalau tidak salah sudah dari malam aku mengemasi barang-barangku. Jadinya dengan mudah aku berkemas.
Aku membeli nasi berdua Eka untuk bocah-bocah yang sekamar denganku. Aku tidak menyangka bahwa hal ini menyinggung perasaan teman-teman sekelasku yang berada di kamar yang berbeda denganku karena katanya kami kurang kompak. Aku sedikit merasa bersalah dan pada akhirnya aku minta maaf dengan mereka di bus. Gak mau kehilangan mereka :’). Akhirnya kami berangkat menuju Jakarta. Goodbye Bandung. Welcome to Jakarta.
Tujuan pertama di Jakarta adalah kampus UI yang berada di Salemba. Yuhuuu…. I really love this campus. Hope I could get in there. Yah, disambut dengan begitu ramah oleh senior. Dengan ramah mereka menjelaskan ini itu. Kami Tanya jawab selama berkeliling dsb dan akhirnya kami duduk di ruang audit. Ya penjelasan sedikit tentang kampus UI dan diakhiri foto bersama. Waktu di UI dibilang cukup singkat dikarenakan hari itu tepat hari Jum’at dan yang cowok harus siap-siap untuk shalat jum’at. Oh iya…. Kunjungan ke UI kami dapat merchandise berupa pena dan majalahnya UI. Terus dikasih kue pula. Memang benar-benar menghormati tamu.
Kami kembali ke bus dan menunggu yang cowok selesai shalat Jum’at. Selama itu, kami menceritakan si ketua senat, kak Fachri dan ketua bidang internasional kak Kevin yang oke punya. Terus juga Marina cerita kalo dia ketemu Maissy di dekat tangga. Tau kan Maissy itu siapa? Itu lho, dulu dia penyanyi cilik terkenal. Oh iya. Di UI, ruangan tempat penyimpanan organ tubuh manusia gak diijinin masuk. Katanya harus steril gitu dan gak boleh sembarang orang masuk. Kalo di UGM malah diajak kesitu. Aneh L dan setelah yang cowok selesai shalat kami menuju Mess Jambi. Pas nyampe disitu, you know what? “ini dia penginapan paling layak!” hahaha.
Dari luarnya aja, Masyaallah megah. Pas masuk ke dalam juga. Kalau hotel, mungkin mahal. Untungnya ini mess, dan setiap orang Jambi yang sudah boking mess nya bakalan dikasih murah. Padahal Mess nya sekelas bintang 3 lho. Yaa… kami dapet kamar di lantai 3. Kamar 315. Sekarang gilirannya aku, Uci, Marina dan Zella yang sekamar. Sementara Fika, Diba, Mia, Putri dan Eka sekamar. Sempet ngantri sih mau ke lantai 3. Soalnya liftnya Cuma ada satu dan deket lift itu ada kamar khusus untuk tamu besar gitu, kayak gubernur dan kamarnya subhanallah, kayak kamar raja. Bagus banget. Kebetulan waktu itu pintunya lagi kebuka jadi bisa keliatan dari luar.
And then, udah nyampe di kamar tercinta. Single bed nya ada 2 tapi gede jadinya muat lah untuk berempat dan untuk body kelas berat. HAHAHA. Makanya kami minta berempat bukan berlima, takut gak muat. Oke Lusi bilang “sorry yoo… agak wakamsi, abisnyo inilah, baru kali ini kamarnyo layak nian” lalu disambung dengan kata-kata “agek malam kito menggilo” yeaaahh! Abis tu kami nelpon orangtua masing-masing menceritakan akhirnya kami bisa hidup layak (?) setelah itu mandi dan shalat.
Oh iya. Ini temenku agak norak ato apa, tiba-tiba telpon kamar berdering “halo, mbak, maaf, ada tamu yang nungguin mbak di bawah” yaaa…. Awalnya kami kira beneran dan setelah mendengar cekikikan Ezar dari belakang barulah sadar kami dikerjain. Lalu kami kerjain balik dsb, dan ada kejadian yang cukup menggelikan bahwa Si Lusi dan Hafiz kan sedang berseteru. Tiba-tiba Hafiz menjahili telepon kamar kami dan yang mengangkat siapa? Lusi dan iapun kaget. Saat itu kami ngakak semua. Gak nyangka bisa pas gitu (gak ngerti kan? Gak lucu? Kalo gak tau kejadiannya ya ngatain ini jayuz).
Sekitar pukul 3 kami udah janjian sekelas mau jalan-jalan gitu. Kebetulan hari ini free. Jadi bebas mau kemana. Rencana nya mau ke Cempaka mas, ato gak mangga dua tapi kata mbak-mbak resepsionisnya, lokasinya cukup jauh dari penginapan dan menyarankan untuk pergi ke sebuah mall yang aku lupa namanya (mall atrium?) dan setelah pertimbangan sana situ akhirnya kami menyetujui saran mbak resepsionis. Akhirnya kami mencari taksi dan Alhamdulillah taksinya ada di sebrang mess dan kami memesan dua taksi untuk… engggg…. Sekitar dua belas ato Tiga belas orang. Bisa kebayang sesaknya? . taksi pertama diisi oleh aku, marina, zella, putri, fika, fiqih dan eka sementara taksi kedua diisi oleh Lusi, Mia, Tyo, Hafiz, dan Maun. Kalo gak salah begitu susunannya. Pokoknya taksi pertama lebih banyak dari pada taksi kedua. Setelah dealing harga kami menuju lokasi.
Ternyata supirnya seru. Lucu. Apalagi pas dia tau kalo taksinya lebih banyak penumpang ketimbang taksi kedua “haduuhh…. Bisa bonyok nih taksi gua…. Sialan gua kena kibul” pletek…pletek…. Bagian bawah taksi mencium tanah “haduuhh…. Ckkk…. Hahahha” pokoknya gak jelas banget. Malah ngakak puas kami di taksi dan akhirnya tiba di mall tersebut.
Dan tujuan pertama para cewek-cewek adalah food court. Yaa dari tadi kami belum makan siang dan saat nya mengisi perut, sementar para cowok yang ternyata sudah makan tadi di mess dengan memesan makanan dan gak ngasih tau ke kami memilih untuk memisahkan diri dan menuju ke toko buku mungkin. Ya, jauh-jauh study tour makanannya fastfood juga. Setelah selesai makan kami menuju toko kaset, sepatu, baju dan pada akhirnya terpencar. Tinggal aku, eka dan putri. Kami mencari baju baik untuk oleh-oleh maupun konsumsi pribadi dan aku mendapatkan satu baju berwarna pink mentereng dan bross jilbab. Hari sudah maghrib saatnya pulang. Kami mencari taksi. Kali ini minus cowok. Soalnya Tyo ketemu Bapaknya dari Lombok ada di mall itu dan mungkin Tyo and the gank bakal pulang bareng Tyo.
Kali ini kami juga memilih dua taksi. Taksi pertama ada aku, eka, Mia,dan Zella. Sementara taksi kedua ada Uci, Marina, Fika dan Putri. Oke. Disini parah banget. Kami kesasar! Dealing harga sih murah tapi dasar mamang tukang taksi sok tau. “mas, mess Jambi ya” dan dia iyakan seolah-olah dia tau. “daerah ini ya mas” kataku dan diiyakannya lagi. Di perjalanan dia nanya “adek-adek ini dari Jambi ya? Dalam rangka apa?” kami jawab “study tour” dan dia berkata “ohh study tour”
“mas tau gak Jambi tu dimana?” dan mas itu menjawab “kalo gak salah deket pulau sumatera kan ya?” huaduh mampus. Cekikikan kami mendengarnya. “bukan mas…. Jambi emang di Sumatera bukan deket Sumatera” dan masnya menjawab “oh… yaa… maaf…. Jambi itu yang deket Palembang sama Padang kan?” dan salah satu kami menjawab “iya, kejepit mas Jambinya” dan tibalah di dekat-dekat mess Jambi. “ oya dek…. Mess Jambinya dimananya?” dan jeng….jeng…jeng….
Kami terbelanga’ “tadi masnya katanya tau ckk” kata kami. Dan masnya menjawab “kan daerah ini luas…. Jadi gak terlalu hapal saya” Sumpah ini tukang taksi sotoy pangkat lima per empat dibagi tujuh pertiga (?) akhirnya dengan kemampuan berpikir seadanya kami mengingat dimana lokasi mess Jambi. Jangan sampai nyasar! Tibalah kami melewati sebuah jembatan dan melewati rumah sakit “engg…. Kita lewat jembatan ya?” tanyaku.
Dan Mia menjawab “haaa…. Aku ingat. Mas terlewat, mundur lagi. Nanti ada palang notaris-notaris gitu belok dan bla….bla….bla” dan aku mengiyakan. Baru inget. Hahahaha dan pada akhirnya kami tiba di depan mess Jambi dengan selamat. Sementara si Hafiz dkk ternyata juga kesasar dan mengsms kami nanya jalan.
Hingga akhirnya kami semua tiba di Mess. Dan khususnya aku dan teman sekamarku membaringkan tubuh. Lelah. Setelah itu kami memesan makanan dan malah sempat-sempat nya berpoto. Setelah berpoto, Zella dijemput abangnya untuk jalan-jalan dan pada akhirnya tinggal kami bertiga. Kami makan nasi goreng dengan ditemani tv yang saat itu ada acara special yang kebetulan aku lupa. Oh iya, ternyata aksi gila kami saat berpoto di kamar diikuti oleh Fika, Putri, Tyo, Fiqih dan Hafiz. Yang lagi ngumpul di kamar Fika di lantai 2. Kebetulan kamar mereka nggak jauh. Sementara Eka dan Mia ternyata mendapat kamar satu lagi. Aku juga gak ingat persis kenapa bisa dapat kamar gitu. Hari ini berjalan begitu indah dan menyenangkan. Setelah berkemas-kemas dan shalat kami tidur.
Comments
Post a Comment