Posts

Showing posts from December, 2012

Surat Untukmu

Hanya iseng dan karena tib a-tiba merasa terinspirasi saja. Haha. ini kelanjutan dari surat-surat yang aku tulis untuk ma sa depan ku. Sekarang untuk si separuh nafas. wkk. Gila. entar, kapan-kapan kita pikirin lagi, surat yang lain, yang akan diberikan untuk masa depan, kira-kira untuk siapa lagi ya? Dear separuh nafas Hai kesayanganku, saat kamu menemukan ini di sela-sela waktu kerjamu, ataupun saat waktu senggangmu,  kita adalah sepasang manusia yang telah terikat, aku untukmu, kamu untuk ku dan kita bersama. Wajah yang akan kamu temui ketika kamu membuka mata, dan yang terakhir kamu temui ketika kamu memejamkan matamu untuk melepas lelah. Yang akan membuatkanmu sarapan, mempersiapkan segala keperluanmu  dan menunggumu pulang serta makan malam. Yang akan menjadi bunda untuk anak-anakmu dan tempatmu berkeluh kesah serta berkasih sayang. Yang mengharapkanmu menjadi imam yang baik di kehidupan keluarganya. dan hal-hal yang indah lainnya. Saat aku menuliskan ini, aku masih

Hei... kusebut kau rindu

Hei... rindu ini kian merasuk Sedikit menyesakkan Aku rindu kita yang dulu Haramkah aku merasakan hal ini? Aku hanya bisa tersenyum miris saat aku kembali melihat gambar kita berdua tidak, aku tidak berharap banyak darimu aku hanya rindu itu saja Aku rindu setiap momen di gambar itu aku rindu saat perkenalan kita dulu Aku rindu perdebatan kecil kita aku rindu ceritamu aku rindu candaanmu aku rindu saat kita cengkrama di meja makan aku rindu saat kita sependapat aku rindu kamu kunjungi aku aku rindu saat kita menyanyikan lagu kesukaan kita aku rindu saat kamu mengajari aku aku rindu saat kamu memperhatikan aku aku rindu saat kamu mencemaskan aku aku rindu rautmu yang tersenyum, tertawa dan cemberutmu aku rindu saat menghabiskan waktu bersamamu Aku rindu setiap detikku bersamamu aku juga rindu kata rindumu padaku  apapun itu aku rindu bersamamu hanya itu salahkah aku jika aku mengenangnya kembali? salahkah aku mengharapkan hal itu terjad

bodoh

Kamu itu terlalu bodoh! Baiklah.... bukan bodoh, kamu hanya tidak terlalu cerdas untuk hal ini Kamu membiarkan diri kamu tenggelam di lautan yang sama padahal kamu sudah bersusah payah untuk ke permukaan  Apa kamu tidak takut untuk kehilangan nafas di dalamnya? Laut itu terlalu dalam Sedalam itu saja kamu sudah sesak, bagaimana untuk menyelami lebih dalam? sudahlah kembali ke permukaan Kayuh perahumu! Lebih baik temukan lautan lain. Mana tau dasanya akan lebih indah Iyaaa! Aku tahu! Lautan ini masih indah, dan buat kamu ingin menjamah lebih jauh tapi apalah guna? kalo kenyataannya lautan itu berbahaya buatmu? atmosfer nya saja tak pernah bisa tersesuaikan olehmu? sudahlah... balik ke permukaan. Baliklah Lihat... Lautan lain atau setidaknya, di daratan pun, masih belum terjamah olehmu Aku dan Bayangan cerminku

Seharusnya aku bersyukur

Seharusnya aku bersyukur...  Aku terlahir sebagai seorang muslim.  Seharusnya aku bersyukur... Aku dilahirkan sebagai yang tertua di antara kedua adikku. Itu artinya, Allah telah memberiku kesempatan untuk belajar menjadi seorang pemimpin. Pemimpin di antar kedua adikku, memberi mereka contoh dan bimbingan. Aku juga merasakan pernah diberikan kasih sayang tunggal oleh kedua orangtuaku yang tidak pernah dirasakan kedua adikku Seharusnya aku bersyukur...   dilahirkan sebagai seorang anak perempuan. Karena kelak wanita akan menjadi seorang ibu. Wanita akan melahirkan keturunannya, dan itu adalah anugerah. Wanita adalah sosok yang dilindungi oleh pasangannya. Wanita lebih mudah untuk mencapai surga nya Allah, jika ia taat pada Allah, kedua orangtuanya dan Suaminya.  Seharusnya aku bersyukur... Aku berada di lingkungan keluarga yang baik. Pendidikan agama yang masih dipegang teguh. kedua orangtua yang memberi kasih sayang dan pengorbanan berlebih. Yang memenuhi

Losing Puzzle

ah hampir saja hampir saja aku menemukan semua kepingan puzzle yang selama ini berceceran Aku hampir menyelesaikan susunan demi susunan dan hampir saja aku tahu apa yang tergambar di dalamnya Ah cukuplah dulu hanya tinggal beberapa keping saja Toh ternyata aku hampir bisa menebak apa sebenarnya meskipun itu baru hanya tebakan setidaknya aku tahu! Hey kamu! Si pembuat kepingan puzzle ku berantakan dan hilang tidak adakah niat di benakmu untuk merapikannya. Atau hanya sekedar menemukan setiap kepingan yang hilang biar nanti aku yang merapikannya Kamu tidak pernah tau sesusah apa aku merapikannya Hei kamu! Kamu bukan pemilik puzzle ini Kamu sudah terlalu lama mencampakkan puzzle ini sudahlah, pergilah. Biar aku yang merapikannya sendiri Biar aku yang menyusunnya Hei kamu! kenapa diam dan tetap tak bergeming? Apa kamu memilih untuk aku suruh pergi juga? dan membiarkan aku sendiran merapikannya? Aku lelah! Apa kamu mengerti itu? Hei kam

Just retorica

Selama ada yang selalu ada buatmu selama ada yang selalu ada denganmu selama ada yang selalu membuatmu bahagia selama ada yang menemanimu saat berduka dan sakit tak masalah hingga saat ini, statusmu tak termiliki Selama hatinya untuk yang lain selama ia lebih memilih yang lain selama hatinya mencintai orang lain selama itu pula kau tidak punya hak untuk marah Cemburu itu pasti ada sakit hati hanya membuatmu tambah luka memikirkannya hanya membuatmu semakin sengsara buat apa? Orang bisa berkata kalian punya ikatan orang bisa berkata kalian satu tapi kenyataan mereka tak pernah tau jadi biarkan semua berlalu