Posts

Showing posts from March, 2014

spion

"Are you okay?" Aku menyunggingkan bibir. Memaksakan untuk senyum dan terlihat semua baik-baik saja "Yaa... yaaa.... aku nggak apa. Emang terlihat kenapa-kenapa di wajahku? Enggak kan?" Aku masih saja menahan gejolak di dada. Menahan airmata jangan sampai tumpah di hadapannya. Jangan sampai aku menangisi semuanya. Terutama dia. "Oh oke" Aku masih benci dua kata itu "oh oke" seperti semua selesai padahal enggak sama sekali. "By the way. Selamat ya" "Buat?" "Ah.... hehehe.... pura-pura enggak tau kau" jawabku sambil masih bisa bercanda. Menepuk pundaknya seakan masih bisa akrab. Aku sakit. Jauh di dalamnya aku sudah menjerit. Tapi aku lagi-lagi hanya bisa membohongi diriku sendiri. Sampai kapan aku seperti ini? Sampai kapan aku akan tegar setiap kali hanya nama oranglain yang akan aku dengar? Ya ia sebutkan dengan perasaan bahagia? Apakah aku yang dulu tidak membahagiakan baginya? Lihat tersungging senyuman bah
Hai kamu. Sebenarnya bercanda denganmu adalah candu dan berbincang serta tertawa bersamamu rindu. Sampai akhirnya kemaren aku punya kesempatan itu. Rasa-rasanya aku takut untuk menyapamu. Iya. Aku mulai takut kalau sebenarnya kamu tau, aku adalah orang yang memperhatikanmu diam dalam. Hanya dari kejauhan. Yang berharap duduk di sebelahku dan mengajakku berbicara. aku tidak seserius itu. Tidak semenyeramkan itu. Yang setiap hari berkutat dengan buku. Percayalah , aku juga bisa tertawa. dapatkah kamu meluangkan sedikit waktumu untuk mengenali aku lebih jauh? Hahaha. Ah kamu :)
Iyaa... ada satu fenomena dimana aku merasa "bodoh" : berpikir sesuatu yang telah berlalu dan takkan hadir lagi, berharap untuk kembali karena sesuatu dan lain hal. Itu merupakan kebodohan terbesar dan membuat mata seakan tertutup, telinga tuli dan otak mati tidak berpikir bahwa hidup di depan itu jauh akan lebih baik jika aku memperjuangkannya bukan memperjuangkan sesuatu yang sebenarnya sudah tidak ada lagi? Apa yang akhir nya aku dapat? Sia-sia. Iya. Menghabiskan ribuan detik hanya untuk memperjuangkan itu. Semoga Tuhan mengampuni kesia-siaan ku. Tapi ... tinggal aku yang mengambil hikmah dari semua yang aku lakukan. Mungkin aku menangis kemaren, aku menangisinya, iya. Menyia-nyiakan airmata hanya untuk itu. Bodoh kan? dan sekarang aku tinggal tertawa, tertawa di atas kebodohanku. Tak apalah, perlahan tak lagi akan aku ingat. Tuhan, aku tau ini semua sudah jelas, dan inilah jawaban dari pengharapan dan doaku kemaren. Terima kasih Tuhan, aku tau ini belum terlambat untuk
Image
Nggak paham dengan judul 3 email yang baru masuk. Wkkkk.

Hai Kamu

Hai kamu. Iya kamu. Yang terlihat menawan saat mengenakan kemeja jeans biru muda. Kata orang hai tampan. Tampan? Kamu enggak tampan hanya terlalu menarik untuk diperhatikan. Hai kamu. Iya kamu, tawamu begitu renyah dan candamu kadang membuat jengkel namun berhasil membuat aku tertawa. Kapan kamu akan memanggil jolor lagi? Meskipun cukup keki dengan panggilan itu tapi aku cukup senang karena dengan begitu kita bisa memulai percakapan. Hai kamu! Iya kamu. Aku punya satu harapan untuk kamu, bisakah kamu se-nyaman seperti waktu kamu memanggilku jolor? Tapi di setiap hariku kamu begitu. Hai kamu! iya kamu. Aku berharap kamu memilih aku dalam duniamu. Aku hanya ingin tau seperti apa kamu. Hai kamu! Iya kamu. Kenapa kamu terlalu autis dengan duniamu? Kenapa kelakuanmu masih seperti anak-anak? Hai kamu! Iya kamu. Enggak aku cuma iseng manggil kamu aja. Haha -flashfiction-
Kalian tau apasih soal hidup saya? Tentang percintaan saya? Tentang hubungan saya? Kalian itu enggak tau apa-apa . Nggak perlu kalian sok tau gitu. Yang alami saya. Yang rasain saya. Kalau kamu bilang kamu tau semua tentang kisah kami. Maybe I thought you were wrong.
Seenggaknya, kamu masih inget tanggal berapa bulan dan tahun berapa aku lahir. Se yogya nya kaun adam sangat pelupa dengan tanggal dan jika diingat berarti aku masih berharga di matamu. Iya setidaknya aku masih diingat :(
Mengutip sebuah flash fiction blog sebelah "semandiri apapun wanita, ia masih membutuhkan pria di sampingnya" ya gitu lah pokoknya intinya. Sejenak aku cuma tersenyum dan berpikir. Ada benarnya, itu artinya wanita mandiri adalah makhluk sosial juga. Ia masih membutuhkan orang lain sebagai sandaran ketika ia sedih ketika ia lelah, sebagai tempat berbagi tawa, menjadi pendengar keluh kesahnya ataupun sebagai alarm waktu. hingga di ff itu wanita mandiri itu berkata "aku masih butuh ucapan selamat pagi dan selamat tidurmu" sesederhana itu. Ia tapi ternyata itulah kadang yang bisa membuat wanita tersenyum di sela-sela kesibukannya. Aku rasa pria juga begitu. Iya aku rasa