This is about Us "DISCO"
ini tentang sebuah cerita. sebuah kelas kecil. Kelas yang berada di lantai 2 dekat kantor guru SMANSA. kelas yang kadang kami merasa 'tidak dianggap hidup oleh yang lainnya' bukannya kami mengada-ngada. Hampir di setiap event sekolah, kelas kami hampir tidak pernah masuk daftar. Bahkan papan kelas yang dipajang setiap upacara pun tidak ada. Terkadang kami tidak mendapat barisan untuk upacara. Terakhir, ada pertemuan antara mahasiswa STAN dengan siswa kelas 3 dan apa? kelas kami tidak mendapat kabar kalau kegiatannya ada di auditiorium jadinya kami tidak mengikuti pertemuan tersebut, tidak mendapat info, bahkan, untuk mengikuti TO nya pun, disaat hari pendaftaran terakhir, baru kami diberi tahu kalau akan diadakan TO.
Kalau ditinjau lagi, kami bukan kelas terburuk dan terbodoh, buktinya kami mampu berprestasi. kami bukan kelas terbelakang, buktinya kami selalu diletakkan jadi panutan. tapi entah mengapa kami merasa selalu terzholimi. apa karena kami hanya berlima belas jadi tidak begitu penting? oke. Lupakan masalah yang jarang sekali diperhitungkan oleh teman-teman OSIS, toh sudah tingkat akhir. Apapun itu, dengan izin Allah, kami semua lulus dengan nilai yang memuaskan dan diterima di PTN dan Jurusan terbaik untuk kami.
di mulai dari sebuah ruangan yang dikatakan gudang oleh senior-senior terdahulu. kelas yang berdebu, kursi yang tidak beraturan, papan tulis yang ntah dimana. Tidak mencerminkan kelas sama sekali. Akhirnya para penghuni kelas itu sementara yaitu "CI S" bergotong royong menyulap kelas itu menjadi yaaa bisa dikatakan kelas lah. "Cerdas Istimewa" itulah nama asli dari kelas ini dari jaman 'masih sementara' sampai sekarang.
Kelas yang sampai detik ini berisi 15 orang dan seorang wali kelas. dengan beragam karakter. beragam tawa. beragam emosi dan ini CI yang kami lebih senang menyebutnya kini IPA 5. Kalo diurutkan IPA 5 adalah kelas perbatasan IPA dan IPS. (kadang heran kenapa bisa IPA 5? padahal kami selalu diandalkan). keseringan yang kami hadapi adalah "GONDES" yaa.... gondes,gondes dan gondes. Entah kenapa selalu saja begitu. but we're proud of us. Kami kompak. kami apa ada nya. Disco itu sendiri adalah ide dari salah satu personil kami “Lusi” yaa… Disco lah yang pada akhirnya diputuskan karena ide yang lain cukup gila seperti, “closet, Cepcipteng, CIC dll”
DISCO, merupakan kepanjangan dari “Das Ist CI community” merupakan campuran dari dua bahasa yaitu Jerman – Inggris. Tidak mempunyai arti yang mendalam hanya keliatan cukup unik (apalagi nanti kalau dimasukkan ke buku tahunan sekolah, tema yang diambil bakal keliatan glamour bukan?
Well, kami terdiri dari Eka, Emil, Ezar, Fika, Fiqih, Lusi, Marina, Medi, Mia, Tyo, Tita, Hafiz, Selvi, Putri dan Zella. Kami juga terdiri dari beragam usia, mulai dari kelahiran 1993, hingga 1995. Jarak usia yang cukup jauh. Tapi kami gak pernah mengedepankan senioritas. Lebih mengedepankan keakraban kekeluargaan. Ya… dalam sebuah keluarga lah, kami bisa lebih menyatu.
Kekeluargaan itu mungkin paling dirasakan saat study tour tahun 2010 pada bulan Maret yang lalu. Saling memberi support, saling mendoakan, saling menjaga ketika dari kami ada yang sakit, saling bekerjasama, saling menjaga, saling peduli dan apapun itu. Ini adalah persahabatan terbesar yang pernah aku alami. Mereka bisa mengajariku arti indahnya pertemanan. Lenyapkan semua keegoisan. Kebersamaan kami yang tidak kan lama lagi akan segera berakhir dalam hitungan bulan. Tidak kan ada lagi Disco dalam satu ruangan, Disco yang selalu diintai guru dari kantor jika tidak ada guru yang mengajar dan sebagai nya. Aku akan merindukan Disco yang kini masih bisa berkumpul, bermain. Disco yang masih kanak-kanak. Yaa… kami adalah kelas yang masih berpikiran anak-anak. Masih suka bermain.
DISCO
Comments
Post a Comment