Thank You and Sorry

Mungkin kekalahan hari ini jadi pukulan besar bagi gue. Bukan. bukan karena gue gak mau mengakui keberhasilan teman, partner dan rival gue dari SD, Hanif, oke congratulation for him. Mungkin karena tanggung jawab yang gue abaikan, emosi yang labil dan terlalu over confidence. Ijinkan gue buat keluarin semua uneg-uneg gue. Well, this is my story.

Gue udah terbiasa dengan namanya dikalahkan. Dari yang terpahitpun (lagak lu Chal). Okelah, dulu gue pernah nangis karena kalah, dan itu waktu SD ya (waktu SD) dan partner gue waktu itu si Hanif dan lawan gue 'partner' gue sekarang. Mia. Di SMP, gue dipertemukan dalam satu tim with Fiqih dan Mia. Alhamdulillah waktu itu gue 'gak nangis' lagi justru partner di SD gue yang 'mata nya berkaca'. Di SMA, gue masih satu tim dengan fiqih dan Mia dan sekarang partner SD gue yang mengalahkannya. Wakakakak, that's just a game baby, but i want to tell another story.

kemaren, Gue yang diberi tanggung jawab untuk menghapal materi tanah lupa gue laksanain. Demi Allah, gak tau kenapa gue tadi malam gak kepikiran buat menghapal buku geografi, gue lebih memfokuskan untuk memperdalam ilmu pengetahuan and guess what, sepanjang pertandingan materi itu yang keluar. Gue ingin maki diri gue sendiri. Sumpah!!! 

Emosi... yaa... gue sadar diantara kami bertiga, gue, Fiqih, dan Mia guelah yang paling tua usia, guelah yang paling sedikit materinya dan seharusnya guelah yang paling bisa kontrol emosi dan membantu mengontrol emosi yang lain. Tapi apa? Gue kebawa suasana dan gue ikut hanyut. Gue serasa ingin menceburkan diri ke laut (?)

Over confidence. Hah.... yang ini gue gak tau kenapa ada beberapa pihak yang over confidence. Gue Alhamdulillah gak merasa kayak gitu. Tapi kenapa ya? Haduh ntah lah. Apa karena 'kita udah dua grup udah di awang-awang bisalah tu' hah? Maybe lah. Supporter yang banyak banget buat gue merasa 'euforia' terlalu berlebihan. Beban yang ditanggung merasa berat, seharusnya itu buat lawan nyali nya makin ciut, tapi kenapa mental gue yang jatuh????????

Well, next apa lagi? hah... pokoknya gitu lah. gue merasa hari ini gue sama sekali gak bisa ngasih performance yang maksimal dengan konstribusi = 0

Ya... inilah hasilnya. Selama ini kita bertiga udah berjuang bersama. Dari SMP. Disitu masa kejayaan kita. Kita pernah 'terlalu' di elu-elukan, jadi icon dan segala macam. Dari sekolah, pernah ujan-ujanan, baca materi yang jumlahnya sekardus, mengalahkan 'rival' gue yang sekarang malah mengalahkan kita sekarang. Kita ke Merangin, Padang, Jakarta hahaha... :'(. Mia yang udah kayak temen gila-gilaan yang hitungannya gak segila Fiqih, Fiqih yang udah kayak adek yang jenius (lah emang jenius kan?) yang bisa mengalahkan orang-orang yang lebih tua dari dia bahkan lebih ahli (?)

Hari ini kita bertiga kurang beruntung, ya kurang beruntung aja. Itu juga karena kita gak pernah latian. Gak tega liat Fiqih terpuruk gitu tadi, gue merasa sangat-sangat-sangat bersalah . Mia yang tiba-tiba jadi lepas emosi tadi. GUE YANG TIBA-TIBA NGE BLANK (emang udah blank kok, ini ditambahin error lagi) . Maaf buat hari ini. Terima kasih untuk selama ini. Gue bangga pernah jadi partner kalian berdua :')

di Padang
Di Merangin
CI BI

LCT HIMAJA UI 2009


LCT Himaja UI 2010

Mata gue sekarang berkaca - kaca kalo ingat semua (?)

Comments

Popular posts from this blog

Review Wahana Internsip Dokter

Chapter 10 : Koass Stase Obgyn

koass Stase Bedah : Bedah Lucu, Bedah Bahagia, Bedah Ceria