Escape to Trikora Beach

@shelvia.ch , @cviach

Hallo, kali ini aku akan mencoba mengulas tentang perjalananku ke sebuah pantai ternama di pulau Bintan, yup pantai Trikora. Penduduk kepulauan Riau sudah pasti tahu dengan pantai yang satu ini. Akupun sebagai pendatang di kota Tanjungpinang inipun, ikut penasaran, seperti apa keindahan dari pantai ini. Selama berada di kota ini aku sudah dua kali ke pantai ini, dengan lokasi pemberhentian berbeda. Belum genap satu bulan aku dan teman-teman dari Palembang  pindah ke kota ini, lokasi pertama yang menjadi incaran kami adalah pantai ini, kurang lebih menempuh perjalanan 45 menit menggunakan kendaraan mobil. Pantai yang terletak di Desa Malang Rapat, kecamatan Gunung Kijang, Pulau Bintan kepulauan Riau ini, memiliki panjang sekitar 25 KM, dibagi menjadi pantai Trikora 1, 2 , 3 dan 4. Katanya sih, yang biasanya jadi destinasi wisata berada di pantai Trikora 3. Karena menurut informasi begitu, kamipun menurutinya, hehehe.

private beach banget?

First shoot
Tidak ada persiapan khusus pada perjalanan kali ini, dengan modal mobil yang di rental dekat kosan seharga Rp 250.000 kami memulai perjalanan kami pukul 14.00 WIB, ngaret 1,5 jam padahal janjinya jam 12.30 sudah berangkat. Kami berangkat berdelapan orang, aku, Citra, Kris, Bagas, Yuda, Syahid, Rahman dan Randi. Dengan berbekal aplikasi Maps, kami menuju lokasi. Tidak begitu susah mencapai lokasi, karena pantai Trikora berada di tepi jalan. Ada yang menarik di awal perjalanan, yaitu Kris menceritakan, apa arti kata Trikora. Yang aku tahu Trikora itu adalah singkatan dari Tri Komando Rakyat, yang sering disebutkan dalam sejarah, ternyata kurang lebih samalah hehehe. Jadi dulu, katanya tempat ini menjadi batas terluar pertahanan Indonesia dari pihak Malaysia yang berseteru, namun ada juga yang bilang, kalau asal muasal kata Trikora itu dari wisatawan asing yang mengatakan "Three Corra"atau disebut tiga koral, tapi masih jadi tanda tanya yang mana yang dimaksud dengan tiga koral itu ,Okelah, kita lanjutkan perjalanan. 
Pantai pribadi banget kan?

kedai seafood

Apa yang membuat kami takjub dari perjalanan ini? Jalanan yang mulus, aspalnya begitu rapi, tidak macet dan bersih, hehehe. Menurut kami wajar, karena tak banyak kendaraan berat yang berlalu lalang, sehingga aspal jalannya terawat. Sepanjang perjalanan juga masih banyak ditemui tanah kosong, masih belum banyak rumah penduduk dan minim lampu penerang jalan. Selama perjalanan, kami habiskan dengan tertawa karena guyonan yang saling menimpali satu dan yang lainnya, kemudian diselingi dengan bernyanyi random bersama diiringi permainan gitarnya Kris. Dari lagu jaman jebot sampai kekinian. Tak terasa kami tiba di kawasan pantai Trikora. Kami mulai mencari yang mana pantai Trikora 3 itu, karena tidak punya plang nama. Sebenarnya ada beberapa pintu masuk kecil yang bertuliskan Trikora 3, tapi kami kurang yakin. Kami menusuri satu persatu lokasi, karena bingung memilih, akhirnya bertanya pada penduduk sekitar menjadi pilihan "oooo udah lewat mas, beberapa ratus meter sebelum ini" ujar penduduk yang kami tanyai.

"Nah benerlah tempat yang kito lihat tadi yang SPE itu" timpal temanku. Kamipun berbalik arah dan tiba di depan plang bertuliskan 'SPE, untuk umum masuk sini' nah gitulah kira-kira. Hehehe. Turun dari mobil, langsung disambut hamparan pasir putih bersih di bibir pantai dengan ombak yang tenang. Huaaaa.... something like.... heaven :) sebagai pecinta laut dan pantai, ini salah satu pantai terbaik yang pernah aku kunjungi.  Kami menggelar tikar kecil yang dibawa Kris dari baraknya, kemudian meletakkan barang-barang di atasnya. Saat kami berada disana cuaca sedang bagus dan pantai tidak pula begitu ramai padahal weekend, sehingga kami benar-benar seperti berada di pantai pribadi.


"Aaaaaaahhhh.... aku menyesal nggak bawa baju ganti" dumalku. Aku melihat teman-temanku yang laki-laki mereka sudah berganti pakaian bersiap-siap akan berenang dan snorkling.  Jadilah aku dan Citra hanya bermain air di pinggir dengan tampang mupeng. Hahahaha. 

sayangnya bukan spot bagus untuk snorkling

mereka siap-siap untuk berenang :"(

Kami melanjutkan perjalanan ke area yang penuh bebatuan karang, hingga hampir ke tengah laut. Berburu biota laut, seperti kerang, siput sampai bintang laut. Penyesalan keduaku setelah tidak membawa baju ganti adalah tidak menggunakan alas kaki saat melewati batu karang. Sial! Pergi ke tengah semangat, balik ke pinggirnya meringis :"). Kami menghabiskan waktu hingga matahari mulai tenggelam. Lihat Sunset gitu ceritanya. Setelah hari mulai gelap, barulah kami pulang. FYI, perjalanan pertamaku ke pantai ini, semua nya gratis tidak dipungut biaya apapun. Jika ingin menyewa pondok tersedia kok, seharga Rp 40.000. 


mencari biota laut

mereka nemuin apa ya?

matahari mulai terbenam

Di Batu Karang Tengah Laut

Syahdu kan?

Last Shoot UNSRI Cabang Tanjungpinang

Sebenarnya banyak yang bisa dilakukan di pantai ini, membuat istana pasir (HAHAHAHAHA), memancing, termasuk berkemah adalah ide terbaik. Berikut, aku selipkan foto kegiatan pantaiku yang kedua. Lokasinya tetap pantai Trikora, namun berbeda tempat pemberhentian.


maafkan masa kecil kami yang terlalu bahagia, sehingga kami ingin nostalgia kembali HAHAHAHA.

Shalat Asar di Batu Karang, bersyukur atas anugerah Allah SWT

Buah Durian Biji Selasih
Cukup Sekian dan Terimakasih :)

Comments

Popular posts from this blog

Review Wahana Internsip Dokter

Chapter 10 : Koass Stase Obgyn

koass Stase IKK-IKM : Ikaka Ikaem