spion

"Are you okay?"
Aku menyunggingkan bibir. Memaksakan untuk senyum dan terlihat semua baik-baik saja
"Yaa... yaaa.... aku nggak apa. Emang terlihat kenapa-kenapa di wajahku? Enggak kan?"
Aku masih saja menahan gejolak di dada. Menahan airmata jangan sampai tumpah di hadapannya. Jangan sampai aku menangisi semuanya. Terutama dia.
"Oh oke"
Aku masih benci dua kata itu "oh oke" seperti semua selesai padahal enggak sama sekali.
"By the way. Selamat ya"
"Buat?"
"Ah.... hehehe.... pura-pura enggak tau kau" jawabku sambil masih bisa bercanda. Menepuk pundaknya seakan masih bisa akrab. Aku sakit. Jauh di dalamnya aku sudah menjerit. Tapi aku lagi-lagi hanya bisa membohongi diriku sendiri. Sampai kapan aku seperti ini? Sampai kapan aku akan tegar setiap kali hanya nama oranglain yang akan aku dengar? Ya ia sebutkan dengan perasaan bahagia? Apakah aku yang dulu tidak membahagiakan baginya? Lihat tersungging senyuman bahagia di bibirnya dan kini aku semakin membenci senyuman itu.
driiiing
"Rena kamu sudah selesai? Aku ada di depan"ujar suara di sebrang sana.
"Maaf San. Aku duluan. Ada Deo di depan"jawabku.
"Deo? Kalian...? "
Aku cuma tersenyum tipis lalu berlalu. Iya. Aku menerima cinta yang diberi Deo tapi belum mampu aku balas karena hati ini masih untuk kamu,San. Sekali lagi aku mendustai diri ini.

kapan aku akan mengendarai kendaraanku sendiri? Kalau aku masih sibuk dengan melihat ke arah kaca spionku? Sementara kendaraanku masih saja terparkir? kapan kalau begitu aku akan tiba di tujuanku? Aku ingin cepat sampai. Aku ingin cepat tiba di pelabuhanku. Kendaraanku masih bagus dan tidak ada masalah. Ayo Rena, jalankan. Jalankan Ren.

#flashfiction

Comments

Popular posts from this blog

Review Wahana Internsip Dokter

Chapter 10 : Koass Stase Obgyn

koass Stase Bedah : Bedah Lucu, Bedah Bahagia, Bedah Ceria