Iyaa... ada satu fenomena dimana aku merasa "bodoh" : berpikir sesuatu yang telah berlalu dan takkan hadir lagi, berharap untuk kembali karena sesuatu dan lain hal. Itu merupakan kebodohan terbesar dan membuat mata seakan tertutup, telinga tuli dan otak mati tidak berpikir bahwa hidup di depan itu jauh akan lebih baik jika aku memperjuangkannya bukan memperjuangkan sesuatu yang sebenarnya sudah tidak ada lagi? Apa yang akhir nya aku dapat? Sia-sia. Iya. Menghabiskan ribuan detik hanya untuk memperjuangkan itu. Semoga Tuhan mengampuni kesia-siaan ku.

Tapi ... tinggal aku yang mengambil hikmah dari semua yang aku lakukan. Mungkin aku menangis kemaren, aku menangisinya, iya. Menyia-nyiakan airmata hanya untuk itu. Bodoh kan? dan sekarang aku tinggal tertawa, tertawa di atas kebodohanku. Tak apalah, perlahan tak lagi akan aku ingat. Tuhan, aku tau ini semua sudah jelas, dan inilah jawaban dari pengharapan dan doaku kemaren. Terima kasih Tuhan, aku tau ini belum terlambat untuk meyadarinya kalau aku salah :)

Comments

Popular posts from this blog

Review Wahana Internsip Dokter

Chapter 10 : Koass Stase Obgyn

koass Stase Bedah : Bedah Lucu, Bedah Bahagia, Bedah Ceria