Pukul 2 Dini Hari

tik....tik...tik....

Hanya keheningan yang menemani ku pagi ini. Waktu telah menunjukkan pukul 1 lewat 30 menit. Aku masih sibuk dengan laporanku yang tak kunjung usai. Puluhan lembar kertas bertebaran di ambal kamarku. Kulit kacang berserakan, dua gelas kopi telah kuhabiskan. Mungkin kalau saja aku berkaca malam ini, raut mukaku pasti sudah menyeramkan. Kantung mata yang semakin lama semakin membesar karena mata ini terus saja kupaksakan untuk terjaga, karena aku terus dihantui deadline.
Pukul 1 lewat 45 menit. Mendadak suasana berubah. Tiba-tiba saja hujan turun dengan deras. Angin bertiup kencang. Petir menggelegar. Membuat suasana malam ini sedikit tidak bersahabat bagiku, karena aku takut petir. Namun, aku tetap memaksakan diri untuk menyelesaikan laporan ini. Mendadak bulu roma ku berdiri. Aku merinding. Merasakan adanya sesuatu. Kemudian tak berselang lampu kamarku mati.
Aku beranjak dari tempat dudukku, berjalan meraba mencari senter yang kuletakkan di laci. Setelah aku menemukannya, akupun berjalan keluar kamar menuju dapur untuk mengambil lilin. Setelah kunyalakan, aku kembali ke kamar. 

Kriiiiingg.... kriiiinggg.....

"APA?" jeritku. Seketika itu aku hilang kendali. Lenganku tak sengaja menyenggol lilin yang kuletakkan di meja, kepalaku mendadak sakit dan aku jatuh pingsan, hingga mautpun menjemput.

Pukul 2.00 dini hari, aku mendapat sebuah telepon, bahwa kekasihku Revan ditemukan tewas, karena kecelakaan. Aku shock, dan lilin yang ku senggol tepat terjatuh di kertas tugasku dan membakarnya kemudian membakar seisi rumah, termasuk aku.......................

Comments

Popular posts from this blog

Review Wahana Internsip Dokter

Chapter 10 : Koass Stase Obgyn

koass Stase Bedah : Bedah Lucu, Bedah Bahagia, Bedah Ceria