Balas Kangenku Dong!
Dear Diary
15 Desember 2007
Udah berapa lama yah? Udah hampir 3 bulan kamu pergi. Semenjak kamu pergi, kabar dari kamu tidak aku dapatkan lagi. Apa disana nggak ada sinyal ponsel ya? atau paling tidak telepon umum? minimal tukang pos atau wesel? Oh ya aku baru ingat, kamu sedang di kawasan terpencil. Sedang mengemban tugasmu sebagai tim medis. Aku juga butuh dokter sepertimu sekarang. Untuk mengobati rasa kangenku yang sudah masuk ke tahap akut.....Laksmi
Dear Diary
15 Maret 2007
Ini udah enam bulan loh. Kangennya sudah kronik. Masih nggak dapat kabar dari sana. Apa perlu aku susul kesana, biar aku tahu kabarnya sekarang bagaimana? Bunga yang pernah Dafa kasih sebelum dia pergi sudah bermekaran bahkan sudah punya tunas baru. Aku mau liatin ke Dafa, kalau aku merawat pemberiannya dengan sangat baik. Cepat pulang yah, cepat kasih aku kabar.... Laksmi
Dear Diary
15 Desember 2008
Sudah satu tahun, seminggu lagi, sesuai dengan yang ia janjikan, ia akan pulang. Aku sudah tidak sabar menunggu kedatangan Dafa. Aku sudah kangeeeen banget dengan Dafa. Semuanya. Sekarang bunganya juga sudah rimbun. Bahkan sudah punya variasi, soalnya, aku iseng-iseng sih mengawin silangkannya, jadi sekarang tamanku jadi indah. Dafa, tunggu kejutan dariku yah. Salam kangen :* Laksmi
22 Desember 2010
"Hai Dafa? apa kabar kamu disana? Seharusnya sekarang kita telah menikah, kita punya anak dan kita punya keluarga kecil bahagia. Tanggal 22 Desember dua tahun yang lalu. Aku sudah harap-harap cemas menanti kehadiranmu. Aku harap-harap cemas menantikan janjimu melamarku. Aku tahu, kamu tidak akan pernah mengingkari janjimu, tapi kenapa waktu itu kamu melanggar semuanya? Sekarang semua tinggal harapan dan aku masih tetap belum bisa melupakanmu. Dafa, 3 tahun aku selalu kangen kamu, balas kangenku dong, untuk hari ini aja. Aku mohon....." ujarku. Airmataku tak kuasa aku bendung. Lagi, airmata ini terus saja mengalir.
22 Desember 2008
Bolak balik aku mengitari seisi rumah, dengan ponsel yang aku genggam. Aku cemas dan panik. Pesawat yang ditumpangi Dafa mengalami kecelakaan dan aku sangat berharap, kabar yang aku dapatkan adalah kabar baik, namun ternyata tidak. Rio adikku, yang mencari informasi sejak kemaren datang dengan mata yang memerah. Mencoba menenangkanku dan menyuruhku tabah "Kak.... Bang Dafa, termasuk salah satu korban" ujarnya, seketika aku berteriak, dan semuanya gelap. Aku jatuh pingsan.
22 Desember 2010
Hari ini aku kembali berkunjung ke peristirahatan Dafa yang paling abadi. Aku memandangi nisan yang terukirkan namanya. Andi Dafa Laksana Abadi 22 Desember 1987 - 22 Desember 2008. Kamu terlalu cepat pergi Dafa, sebelum kamu membalas rasa kangenku padamu.
Duh... derita pacaran sama dokter PTT yah...
ReplyDeletegak derita segitunya (kayaknya)
Delete