Teluk Kiluan : Pesona Lumba-lumba di Kiluan Lampung
@shelvia.ch , @cviach
Sebenarnya ini adalah perjalananku dua tahun lalu, tepatnya pada tanggal 25 Desember. Karena perjalanannya sangat menyenangkan dan worth untuk diceritakan, maka aku kembali mengulas tentang Kiluan. Ini adalah rangkaian perjalanan dadakanku dan kabur sejenak dari dunia per-koas-an yang cukup melelahkan. Jadi ceritanya ini liburan yang tidak terencana tapi sebenarnya direncanakan (nah loh?) Iya... jadinya waktu masuk bulan Desember 2015, pada minggu keduanya sudah mulai peralihan rotasi, saat lihat jadwal, Alhamdulillah dapet THT-KL, setelah berjibaku dengan kehidupan penyakit dalam (interna.red) yang keras :", dan ditambah pada bulan itu tanggal merahnya lumayan banyak dan sangat bisa dimanfaatkan untuk liburan.
FYI, tiket Travel Palembang-Lampung dan sebaliknya pada saat itu Rp 235.000 (Reg), Rp 250.000 (executive), dengan waktu perjalanan 8 jam (2 kali berhenti untuk istirahat) dan berangkat hanya pada pukul 20.00, untuk dari Lampung ada yang pukul 17.00 sementara tiket kereta ekonomi Palembang-lampung dan sebaliknya hanya Rp 35.000 dengan waktu perjalanan 10 jam (dengan berkali-kali berhenti) dan berangkat hanya pukul 08.30. Untuk tiket kereta Bisnis dan Eksekutif beragam berkisar Rp 150.000- Rp 200.000, berangkat pukul 21.00.
*PS : Kalau mau menginep di cottage mungkin aku akan merekomendasikan travel C, kenapa? spot
nya bagus, buat camping pribadi juga bagus, langsung menghadap pantai
dengan pasir putih, tapi kalau mau yang murah travel D juga tidak apa-apa, hanya saja spot cottage
nya kurang, dengan pemandangan teluk, kurang menarik kalau menurutku. Kalau mau tanpa travel, bisa juga, nanti untuk trip
lumba-lumba, ke Laguna, sama pulau kelapanya, biayanya terpisah. Mungkin bisa
lebih murah dari yang aku paparin. aku lupa bertanya, kalo trip lumba-lumbanya
saja berapaan, info terakhir Rp 210.000/org.
Jumat,
25 Desember 2015
Sebenarnya ini adalah perjalananku dua tahun lalu, tepatnya pada tanggal 25 Desember. Karena perjalanannya sangat menyenangkan dan worth untuk diceritakan, maka aku kembali mengulas tentang Kiluan. Ini adalah rangkaian perjalanan dadakanku dan kabur sejenak dari dunia per-koas-an yang cukup melelahkan. Jadi ceritanya ini liburan yang tidak terencana tapi sebenarnya direncanakan (nah loh?) Iya... jadinya waktu masuk bulan Desember 2015, pada minggu keduanya sudah mulai peralihan rotasi, saat lihat jadwal, Alhamdulillah dapet THT-KL, setelah berjibaku dengan kehidupan penyakit dalam (interna.red) yang keras :", dan ditambah pada bulan itu tanggal merahnya lumayan banyak dan sangat bisa dimanfaatkan untuk liburan.
Okelah
singkat cerita, udah lihat jadwal jaga di hari libur, aku kebagian juga jaga di
hari libur panjang (24-27 Desember 2015) tapi di hari Minggunya. Yaaaaaahhh... sial! liburannya nanggung! lihat jadwal hari lain, yasudahlah, gak mungkin
bisa tukeran. Pokoknya, aku harus liburan! *ngotot*. Alhamdulillah, setelah mencari-cari teman liburan, akhirnya ketemu. Imeh a.k.a Nuri yang saat itu mendapat stase libur, merasa holiday alone dan liburan yang tersia-sia kan
karena gak bisa kemana-mana. Seharusnya kami mau berlibur berlima, aku, Kiki, Imeh, Yasin dan Lia. Tapi ternyata Kiki tidak diijinkan orangtua dan Lia jaga. Jadilah aku, yasin dan Imeh berdiskusi. Diputuskanlah, pergi ke kiluan, Lampung, mau lihat lumba-lumba. FYI, kami berdiskusinya hari Jumat, 18
Desember, H-4 rencana keberangkatan. Kebayangkan, pengen liburan, tapi baru
rencana H-4, dan itu baru rencana, belum pesan tiket kereta, dan tau
sendiri lah, tiket menjelang liburan panjang itu seperti apa, sudah pasti habis :( dan benar saja, saat mencari tiket kereta dari Palembang ke Lampung, benaran habis untuk tanggal 23 Desember :( untunglah masih tersedia tiket travel malam, dan untuk pulang Alhamdulillah kebagian tiket kereta pagi kelas Ekonomi pada hari Minggunya.
sumber : google Images |
FYI, tiket Travel Palembang-Lampung dan sebaliknya pada saat itu Rp 235.000 (Reg), Rp 250.000 (executive), dengan waktu perjalanan 8 jam (2 kali berhenti untuk istirahat) dan berangkat hanya pada pukul 20.00, untuk dari Lampung ada yang pukul 17.00 sementara tiket kereta ekonomi Palembang-lampung dan sebaliknya hanya Rp 35.000 dengan waktu perjalanan 10 jam (dengan berkali-kali berhenti) dan berangkat hanya pukul 08.30. Untuk tiket kereta Bisnis dan Eksekutif beragam berkisar Rp 150.000- Rp 200.000, berangkat pukul 21.00.
Tiket Kereta pulang |
Tiket
sudah dibeli. Fix. Kemudian menghubungi travel perjalanan ke Kiluan. kami
menghubungi 4 travel, yang kami dapat dari website, instagram dan rekomendasi
dari teman-teman yang sudah mengikuti travel ini. Sebenarnya bisa aja tanpa
travel perjalanan. Berhubungan lokasi ke Kiluan itu jauh dan katanya jalanannya
masih jelek, sementara kami yang akan berangkat para cewek-cewek kece, biarlah
travel perjalanan yang mengurusi kami, menjemput, melayani dan mengantarkan
kami pulang. Awalnya pengen nginep sehari di Kiluan tapi.....
Travel
A : seharusnya menginap Rp 600.000/org tapi berhubung 4 orang maka
menginap Rp 850.000/org. sementara perjalanan sehari seharusnya Rp 400.000/org,
tapi karena 4 orang jadi Rp 450.000/org. Penginapan masih available 1 cottage.
Sudah termasuk makan dan melihat lumba-lumba menyediakan kamera underwater
meskipun dengan tambahan sewa.
Travel
B : menginap Rp 590.000/org, karena 4 orang jadi Rp 1.500.00/org. tidak
menyediakan paket perjalanan sehari dan penginapan full. (Coret)
Travel
C : menginap Rp 642.000/org, berapapun, tapi penginapan cottage full.
Menyediakan tenda 540.000/org. Perjalanan sehari Rp 470.000/org, semua bisa
didisc. 15%, tapi kalau 7 orang. Sudah termasuk makan dan melihat lumba-lumba,
Tidak menyediakan alat snorkling (tambahan biaya lagi) dan tidak menyediakan
kamera underwater.
Travel
D : menginap Rp 2.500.000/4orang, 1 cottage. Tapi... ini adalah
optional dari yang punya cottage disana, tidak punya merek travel. Yang
ternyata pemilik cottage ini bekerja sama dengan travel A. Tapi ibu ini juga
memberikan pelayanan travel sendiri. Sebenarnya penginapan ibu D ini hanya Rp
300.000/cottage.
Akhirnya
pilihan jatuh pada travel A, hanya saja tidak jadi menginap. Perjalanan sehari
saja rasanya cukup. Sisanya, akan kami habiskan di Bandar Lampung saja. Lain
waktu mau sih menginep. Hehehe
Akhirnya tiba juga hari yang ditunggu. Kiluan! Here we come. Awalnya sepakat jam
02.00 itu sudah bangun untuk bersiap-siap. Apalah daya, jam 2.30 mata baru pada terjaga. Tanpa mandi tanpa ganti baju, Cuma cuci muka,
sikat gigi dan buang hajat, bersiap-siaplah menuju Kiluan. Travelnya jemput
pukul 3an, kami diberi bekal makanan oleh mamanya Imeh, katanya biar nggak kelaparan di jalan. Hehehe. Akhirnya kami siap
berangkat. Jalanan masih gelap, masih sepi, hanya dihiasi lampu jalanan. Bahkan
di beberapa ruas jalan tidak ada penerangan lampu jalanan, hanya lampu mobil
yang menerangi jalanan. Katanya sih, perjalanan kesini penuh lubang, lumpur
ketika hujan dan hanya bisa dilalui mobil-mobil tinggi ataupun motor-motor.
Kenyataannya, perjalanan ke Kiluan sekarang tidak seburuk itu. Lubang-lubang
hanya sedikit dan tidak begitu dalam, beberapa ruas jalan sudah teraspal dan
beberapa diratakan dengan tanah. Memang sih ada beberapa ruas jalan yang masih
bergelombang, membuat kami terhempas-hempas dan perut gue mendadak mules.
Perjalanan memakan waktu 2,5 jam. Oh ya... Memasuki gerbang “Selamat datang di
Teluk Kiluan”, sepanjang jalan ditemukan rumah dengan pura kecil di depannya.
Kelihatan mayoritas penduduk sini beragama Hindu.
camp pemberangkatan |
pelabuhannya |
Tibalah di teluk Kiluan. Solat subuh dan
duduk-duduk di tepi teluk, sambil sarapan. Jam 6 udah dicari-cari sama ibu yang bertugas melayani kami disana disuruh bersiap-siap untuk melaut menggunakan perahu Jongkong, perahu
kecil bermesin yang hanya bisa ditumpangi maksimal 4 orang, eleee... hunting
lumba-lumba. Konon katanya lumba-lumba akan muncul sekitar jam 6-9 pagi, di
saat matahari terbit dan naik sepenggalahan, dan cuaca tidak
mendung. Gelombang juga cukup tenang. Bismillah, hari ini Lumba-lumba banyak
beratraksi. Ternyata benar, hunting lumba-lumba di laut lepas ini butuh
“keberuntungan”. Huaaaa... udah 1 jam lebih menelusuri lautan, udah jauh banget,
lumba-lumbanya belum muncul, seekorpun. Mau nangis, masa jauh-jauh kesini nggak ketemu sama lumba-lumba :(. Mamang perahunya saling kontak via telepon, karena saat itu ramai pengunjungnya. Ternyata ada sinyal juga di
tengah lautan lepas :” Tiba-tiba perahunya dibawa balik arah sama mamangnya. "Laaah. Ini apa? Udah selesai?
Udah? Gitu aja? Terus lumba-lumbanya? Se-sial itukah sampai gak bisa ketemu?
Huaaaa' gumamku dalam hati.
Aku berdoa di tengah lautan. “Ya Allah munculkanlah lumba-lumba satuuuuuu ajaaa” Sampai akhirnya tiba di suatu spot dimana ada beberapa perahu yang berputar-putar. Huaaaawww... ternyata, ada gerombolan lumba-lumba yang menari-nari. Aaaaaa senang, senang, senang sekali. Sekitar setengah jam berputar-putar disana , mengejar lumba-lumba yang kesana kemari, akhirnya diputuskan untuk merapat di pulau Kelapa.
We are ready for dolphins |
Aku berdoa di tengah lautan. “Ya Allah munculkanlah lumba-lumba satuuuuuu ajaaa” Sampai akhirnya tiba di suatu spot dimana ada beberapa perahu yang berputar-putar. Huaaaawww... ternyata, ada gerombolan lumba-lumba yang menari-nari. Aaaaaa senang, senang, senang sekali. Sekitar setengah jam berputar-putar disana , mengejar lumba-lumba yang kesana kemari, akhirnya diputuskan untuk merapat di pulau Kelapa.
kira-kira beginilah, sebenarnya kalo pakai mata telanjang jelas lumba-lumbanya, karena ini cuma pakai kamera handphone..... harap maklum :(
Di Pulau Kelapa, katanya menjadi spot snorkling
di Kiluan, sebenarnya bisa, tapi sedikit jauh dari bibir pantainya, sayangnya arusnya lumayan kencang, setiap mau menyelam selalu kebawa ke tepi mulu, akhirnya gagal buat snorkling. Begitu terus, sampai akhirnya kami menyerah.
Kami simpulkan pulau Kelapa kurang cocok untuk snorkling.
Sekitar 1,5 jam kami di pulau ini. bermain air, pasir dan mengambil beberapa foto. Karena musim liburan, jadi pengunjungnya sangat ramai. Di luar ekspektasi, padahal mau berfoto
seolah-olah private island, gagal, wakakakak. Setelah itu kami meminta tour guide nya untuk langsung ke Laguna Gayau, tapi ternyata dibawa ke tepian dulu sama mamangnya. Diputuskanlah untuk makan siang
dulu. Makanan laut, langsung dimasak sama penduduk disana. Ikan goreng, dengan pepes
tahu dan sayur asem, plus sambalnya. Enaaaak. (Fotonya udah hilang untuk makanannya :( )
Mencoba snorkling tapi selalu gagal |
yeaaah we are the happiest girls |
Setelah makan siang kami menuju Laguna. Perjalanan
kembali menggunakan perahu. Sekitar 5 menit tiba di sebuah perkampungan. Aku awalnya
bingung, kok lokasinya tidak seperti di foto ya kawasannya, mana Laguna nya? Setelah bertanya
pada mamang perahunya, pak Agus, katanya kita harus menaiki dan menuruni bukit
dulu, kemudian melawati bebatuan. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 1 KM.
Okelah, tidak begitu jauh, pikirku. Ternyata, menaiki bukitnya, ya
ampun, curam sekali, dan untungnya sudah disemen. Jadi tidak begitu licin. Tapi,
saat penurunan, jalanan nya masih tanah, dan licin. Huft. Sepenurunan dari
bukit, kita disuguhkan dengan pantai yang indah dengan ombak yang cukup besar yang
menghempas batu karang. Sejenak istirahat dulu, akibat lelah. Kami lelah! hahaha.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan mengarungi bebatuan terjal dan licin. Kurang lebih 300 m, kami menemukan Laguna yang kami maksud. Woooaaaa bagus sekali. Sayang sebenarnya, hari ini begitu ramai, banyak alay :” yang sok-sok ala “My trip my advanture” terus loncat dari bebatuan ke kolam Laguna. ya ampun... kalau kepeleset di lautan lepas gimana? -_-. Astaghfirullah. Belum lagi, sudah tahu medan yang ditempuh itu gila, kepeleset sedikit pasti tinggal nama, mereka malah bawa anak kecil, anak bayi, bahkan ibu hamil, duuuh gak ngerti lagi. Kasihan aja sih sebenarnya, bukannya apa-apa.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan mengarungi bebatuan terjal dan licin. Kurang lebih 300 m, kami menemukan Laguna yang kami maksud. Woooaaaa bagus sekali. Sayang sebenarnya, hari ini begitu ramai, banyak alay :” yang sok-sok ala “My trip my advanture” terus loncat dari bebatuan ke kolam Laguna. ya ampun... kalau kepeleset di lautan lepas gimana? -_-. Astaghfirullah. Belum lagi, sudah tahu medan yang ditempuh itu gila, kepeleset sedikit pasti tinggal nama, mereka malah bawa anak kecil, anak bayi, bahkan ibu hamil, duuuh gak ngerti lagi. Kasihan aja sih sebenarnya, bukannya apa-apa.
Track ke lagunanya seperti ini. Kebayangkan maksudku? |
Saat ombak masuk ke Laguna |
Setelah jam 1 Siang, laguna mulai sepi, tinggal kami saja disana. YESSS!!! Puas sekali rasanya hahaha. Sampe jam 2 barulah kami bergegas
untuk balik. Duuuh malasnya naik turun bukit lagi :”. Dengan terseok-seok
akhirnya kami tiba di pelabuhan dan kembali menuju ke tempat awal. Mandi,
solat dan pulang. Sesuai dengan rencana, jam 15.00 sudah berangkat balik ke
Bandar Lampung lagi. Kok cepat? Gak sampe sunset aja? Pak Ujang, si supir
travelnya takut, kalo kemalaman, kan jalanan gelap, bahaya, apalagi isinya
cewek-cewek semua. Well, tidur nyenyak sampai rumah dan keesokan harinya kami kembali ke Palembang.
mencoba melihat dasar Laguna hhiii |
Comments
Post a Comment