Koass Stase GiLut dan Rehabilitasi Medik : GIGI&MULUT nya di REHABMEDIK
Hehehe
judulnya nggak banget. Lagi-lagi aku nggak tau, mau buat judul apaan.
This is my second Departement, setelah 10 minggu berjibaku di anak. Iya Ini 5 minggu tersantaiku tanpa jaga malam. 2 departemen berbeda dalam 5 minggu. 2,5 minggu awal di Gigi dan Mulut (Gilut) dan berikutnya di Rehabilitasi Medik (Rehab Medik).
Asyik gak?
Yup. Cukuplah untuk me-recovery tubuh, dan untuk istirahat (?)
start with gilut
Disini berasa kayak masuk ke arena oranglain dan berasa kayak tamu lagi studi tour di poli (?). Soalnya disini kita cuma sekedar "seenggaknya kalian tau" iya... mau turun langsung dan memeriksa pasien itu sangat-sangat enggak mungkin. Bukannya kami enggak dapat basic tentang gigi dan mulut, kami pernah belajar tentang itu waktu kuliah dulu tapi... sangat mendasar. Palingan tau ooo... itu karies, ooo itu gigi atrisi, ooo itu avulsi, oooo itu candidiasis oral dsb. Udah tau gitu doang. Kami enggak dapet bimbingan tentang bagamana mencabut gigi, menambal gigi apalagi pasang behel (?), karena memang bukan arena kompetensi. Terus pasien yang datang ke poli juga di luar kompetensi kami, alhasil... kita cuma duduk-duduk sambil nunggu bimbingan dan jurnal serta case. Beberapa kali kalo workchair nya lagi kosong kami barulah kami dibawa kesana. Dibimbing, alat-alatnya apa aja dan cara menggunakannya. Alat yang menjadi senjata dalam dunia pergigian. Seriusan, sampai sekarang aku enggak hapal betul alat-alatnya apa aja. Yang jelas untuk tang nya aja banyak macam dan model sesuai untuk gigi mana yang akan dikerjakan incicivus? Caninus? Molar? Pre molar. Selain perkenalan alat, juga diajarkan cara pemeriksaan gigi dan mulut. kalau caries, kedalamannya seperti apa? Apakah D1 atau sudah D6. Apakah giginya masih vital atau sudah non vital. Terus kami juga diajarkan banyak hal yang memang kompetensi dokter umum jika ada kasus gigi. Misalnya penanganan apa yang harus dilakukan kalau ada orang yang mengalami trauma gigi sementara dentist gak ada disana? Jika giginya avulsi gimana? Sebelum akhirnya dirujuk ke dentist.
Selain itu, kami juga keliling dari 1 bangsal ke bangsal lain jika ada konsul dari bangsal itu. Bersama konsulen kami mendapat kesempatan melihat kelainan gigi dan mulut yang mungkin belum kami lihat.
Keluar dari departemen gilut, lanjut ke rehab medik. Dimana disini banyak terapis. Sama halnya di gilut, disini seperti 'seenggaknmya kalian tahu dan mengerti' tapi... karena banyak penyakit yang masih relevan dengan kompetensi ilmu dokter umum, jadinya lebih banyak paham. Sebaiknya, masuk departemen ini setelah departemen neuro :( kenapa? Karna hampir segala penyakitnya dikeluhkan berhubungan dengan neurologi. Parese? Paralisis, CVD? CTS? CRS? HNP? Dsb. Pemeriksaannya juga pemeriksaan neurologis? Motoris? Pemeriksaan tambahan? Yaa.. karna jatahnya Rehab medik dulu, yaudah terima aja deh. Hehe. Disini masih belajar tentang teori-teori penyakit nya kok, cuma saat di aspek tatalaksana ya cuma ke arah fisioterapi. Apakah akan diberikan SWD? MWD? Tens? Terapi parafin? Cryo? Swim? Gak cuma itu. Disini juga ada terapi wicara dan okupasi terutsma untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Disini setiap harinya kami berotasi dari 1 kamar lain. Ada kamar parafin, kamar gym, kamar elektro, okupasi&wicara, dan poli serta konsul. Hihi. Selain membantu para terapis, kami diberi kesempatan belajar tentang alat-alatnya seperti apa, cara menggunakannya, dan tentunya mencoba alat tersebut hheeee.
Menyenangkan? Iyaaaa. Dan sekeluarnya aku dari rehab medik, seems like, kayaknya 'I wanna be the next SpKFR'.Hihihi. walaupun masih labil, sepertinya ini salah satu menjadi impian masa depan. Huft. Meskipun ujiannya ... enggak susah, aku cuma kecewa sama diriku sendiri yang masih suka ragu-ragu buat menjawab, mungkin efek trauma dulu masih ada kali yaa... sampai konsulennya bilang 'kamu tu... jangan gugup, jadinya pada lupa kan' itu parah banget. Aaaaaah... semoga gak terulang lagi deh.
Terimakasih REHAB GILUT buat ilmu, pengalaman dan kesenangannya.
judulnya nggak banget. Lagi-lagi aku nggak tau, mau buat judul apaan.
This is my second Departement, setelah 10 minggu berjibaku di anak. Iya Ini 5 minggu tersantaiku tanpa jaga malam. 2 departemen berbeda dalam 5 minggu. 2,5 minggu awal di Gigi dan Mulut (Gilut) dan berikutnya di Rehabilitasi Medik (Rehab Medik).
Asyik gak?
Yup. Cukuplah untuk me-recovery tubuh, dan untuk istirahat (?)
start with gilut
Disini berasa kayak masuk ke arena oranglain dan berasa kayak tamu lagi studi tour di poli (?). Soalnya disini kita cuma sekedar "seenggaknya kalian tau" iya... mau turun langsung dan memeriksa pasien itu sangat-sangat enggak mungkin. Bukannya kami enggak dapat basic tentang gigi dan mulut, kami pernah belajar tentang itu waktu kuliah dulu tapi... sangat mendasar. Palingan tau ooo... itu karies, ooo itu gigi atrisi, ooo itu avulsi, oooo itu candidiasis oral dsb. Udah tau gitu doang. Kami enggak dapet bimbingan tentang bagamana mencabut gigi, menambal gigi apalagi pasang behel (?), karena memang bukan arena kompetensi. Terus pasien yang datang ke poli juga di luar kompetensi kami, alhasil... kita cuma duduk-duduk sambil nunggu bimbingan dan jurnal serta case. Beberapa kali kalo workchair nya lagi kosong kami barulah kami dibawa kesana. Dibimbing, alat-alatnya apa aja dan cara menggunakannya. Alat yang menjadi senjata dalam dunia pergigian. Seriusan, sampai sekarang aku enggak hapal betul alat-alatnya apa aja. Yang jelas untuk tang nya aja banyak macam dan model sesuai untuk gigi mana yang akan dikerjakan incicivus? Caninus? Molar? Pre molar. Selain perkenalan alat, juga diajarkan cara pemeriksaan gigi dan mulut. kalau caries, kedalamannya seperti apa? Apakah D1 atau sudah D6. Apakah giginya masih vital atau sudah non vital. Terus kami juga diajarkan banyak hal yang memang kompetensi dokter umum jika ada kasus gigi. Misalnya penanganan apa yang harus dilakukan kalau ada orang yang mengalami trauma gigi sementara dentist gak ada disana? Jika giginya avulsi gimana? Sebelum akhirnya dirujuk ke dentist.
Selain itu, kami juga keliling dari 1 bangsal ke bangsal lain jika ada konsul dari bangsal itu. Bersama konsulen kami mendapat kesempatan melihat kelainan gigi dan mulut yang mungkin belum kami lihat.
Keluar dari departemen gilut, lanjut ke rehab medik. Dimana disini banyak terapis. Sama halnya di gilut, disini seperti 'seenggaknmya kalian tahu dan mengerti' tapi... karena banyak penyakit yang masih relevan dengan kompetensi ilmu dokter umum, jadinya lebih banyak paham. Sebaiknya, masuk departemen ini setelah departemen neuro :( kenapa? Karna hampir segala penyakitnya dikeluhkan berhubungan dengan neurologi. Parese? Paralisis, CVD? CTS? CRS? HNP? Dsb. Pemeriksaannya juga pemeriksaan neurologis? Motoris? Pemeriksaan tambahan? Yaa.. karna jatahnya Rehab medik dulu, yaudah terima aja deh. Hehe. Disini masih belajar tentang teori-teori penyakit nya kok, cuma saat di aspek tatalaksana ya cuma ke arah fisioterapi. Apakah akan diberikan SWD? MWD? Tens? Terapi parafin? Cryo? Swim? Gak cuma itu. Disini juga ada terapi wicara dan okupasi terutsma untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Disini setiap harinya kami berotasi dari 1 kamar lain. Ada kamar parafin, kamar gym, kamar elektro, okupasi&wicara, dan poli serta konsul. Hihi. Selain membantu para terapis, kami diberi kesempatan belajar tentang alat-alatnya seperti apa, cara menggunakannya, dan tentunya mencoba alat tersebut hheeee.
Menyenangkan? Iyaaaa. Dan sekeluarnya aku dari rehab medik, seems like, kayaknya 'I wanna be the next SpKFR'.Hihihi. walaupun masih labil, sepertinya ini salah satu menjadi impian masa depan. Huft. Meskipun ujiannya ... enggak susah, aku cuma kecewa sama diriku sendiri yang masih suka ragu-ragu buat menjawab, mungkin efek trauma dulu masih ada kali yaa... sampai konsulennya bilang 'kamu tu... jangan gugup, jadinya pada lupa kan' itu parah banget. Aaaaaah... semoga gak terulang lagi deh.
Terimakasih REHAB GILUT buat ilmu, pengalaman dan kesenangannya.
Comments
Post a Comment