Tapi sepertinya mama suka dengan anak ini, tanpa mengetahui seperti apa anaknya. Mama hanya mendengar ceritaku dan kini beliau sering menanyakan tentang anak ini. Sekilas bagiku memang anak ini wataknya mirip papaku. Humoris tapi kadang garing, kaku, baik dan beragama, bisa di hampir seluruh olahraga dan alat musik serta jahil & penuh kejutan. Postur yang hampir sama dengan papa, dan sekarang membuat aku nyaman. Tapi, aku pun kini bertanya-tanya. Apakah benar aku yang menjadi pusat perhatiannya? Apakah benar setiap ia menoleh ke arahku itu aku yang ia lihat? Kenapa ia seolah tau setiap aku lewat di sekitarnya dan matanya tertangkap oleh mataku sedang melihat ke arahku? Atau aku hanya merasa-rasa saja? Lalu, kenapa jantungku selalu berdetak tak beraturan setiap berada di sekitarnya? Atau hanya aku yang merasa? Kenapa sulit hanya untuk menyapa & memanggil nama? Kenapa terasa berat? Apa yang salah?
Kamu, ingin rasanya aku bilang ini "selamat ujian ya. Semoga berhasil" :). Tapi aku terlalu gengsi.
Kamu, ingin rasanya aku bilang ini "selamat ujian ya. Semoga berhasil" :). Tapi aku terlalu gengsi.
Comments
Post a Comment