spion
"Are you okay?" Aku menyunggingkan bibir. Memaksakan untuk senyum dan terlihat semua baik-baik saja "Yaa... yaaa.... aku nggak apa. Emang terlihat kenapa-kenapa di wajahku? Enggak kan?" Aku masih saja menahan gejolak di dada. Menahan airmata jangan sampai tumpah di hadapannya. Jangan sampai aku menangisi semuanya. Terutama dia. "Oh oke" Aku masih benci dua kata itu "oh oke" seperti semua selesai padahal enggak sama sekali. "By the way. Selamat ya" "Buat?" "Ah.... hehehe.... pura-pura enggak tau kau" jawabku sambil masih bisa bercanda. Menepuk pundaknya seakan masih bisa akrab. Aku sakit. Jauh di dalamnya aku sudah menjerit. Tapi aku lagi-lagi hanya bisa membohongi diriku sendiri. Sampai kapan aku seperti ini? Sampai kapan aku akan tegar setiap kali hanya nama oranglain yang akan aku dengar? Ya ia sebutkan dengan perasaan bahagia? Apakah aku yang dulu tidak membahagiakan baginya? Lihat tersungging senyuman bah