Best Escape: Goes To Lampung

Holaaaaaa...
Cie... Kembang api udah bedentam dentum dari tadi. Cieee... yang bakar-bakar duit kayak udah kebanyakan duit. Cie... yang sok sok buat page 1 of 365 padahal masuk tahun kabisat. Cie... yang sok sok buat resolusi padahal dari tahun ke tahun sama aja gak berubah. Cie... yang masih nge jombs aja :"( :"( huahahaha. Cie... yang gaya nge blog nya masih alay aja. Bodo amat, biarin :p

Best Escape widiiiih.... hehehehehe :D. Emang, cocok buat dibilang ini Escape, kabur sejenak dari kehidupan per-koas-an yang terjal, se terjal perjalanan liburan gue kemaren ke Laguna, Kiluan. Eleee. Jadi ceritanya ini liburan yang tidak terencana tapi sebenarnya direncanakan (nah loh?) Iya... jadinya waktu masuk bulan Desember 2015, kan minggu ke-2 nya tuh udah pada rotasi stase, seeeet.... lihat jadwal, Alhamdulillah dapet THT-KL, setelah berjibaku dengan kehidupan penyakit dalam yang keras :". Kok alhamdulillah sih? Hehehehehe.... (1) Desember 2015, adalah bulan dimana terdapat banyak liburnya. (2) THT-KL adalah stase mayor, dengan jadwal jaga kalo hari liburnya 24 jam , (3) Karena biasanya yang jaga perhari itu gak perlu banyak-banyak jadinya rentang jaga agak lumayan jauh, maka kemungkinan dapat libur panjang semakin lebar. (4) ternyata jumlah peserta koass rotasi kali ini kebanyakan (gak tau, mau alhamdulillah atau gimana, jujur, untuk poin keempat sedih banget, udah terus-terusan dibilang, "duuuuh, kalian tuh kebanyakan, pasien sedikit, hari libur banyak, mau dapat apa" yasudah lah yang ini bahas di "Insyaallah" Segmen THT-KL, ntar.

Okelah singkat cerita, udah lihat jadwal jaga di hari libur, gue kebagian juga jaga di hari libur panjang (24-27 Desember 2015) tapi di hari Minggunya. Yaaaaaahhh... gembel! liburan gue nanggung! lihat jadwal hari lain, yasudahlah, gak mungkin bisa tukeran. Pokoknya, gue harus liburan! *ngotot*. Karena ngototnya pengen liburan, gue ngepetin teman-teman yang dapet stase libur kebetulan Suci, Mutik, Maya libur. Runding sana runding sini, ah sial. Mereka gak bisa diajak jalan-jalan tanggal 24-26 Desember, dengan alasan ini itu, mereka bisanya sebelum itu dan tempatnya juga gue gak terlalu kepengen. Lia, yang katanya mau liburan pas natal, cuma PHP :( dia jaga hari Sabtunya, dan gak ada yang mau tukeran. Ngenes. wkkk :( . Sedih tuh, iya udah sedih. Pupus sudah harapan buat liburan. Padahal udah ngantongin ijin, disubsidiin hehehe, Akhirnya memutuskan untuk ke Jambi aja, cepet-cepet pesan tiket travel ke Jambi, H-seminggu, takut keabisan, ini aja pas ditelpon, udah hampir penuh. Alamaaak.

Mungkin namanya takdir, elee... kalo udah digariskan buat pergi liburan, insyaallah bakal liburan juga pada akhirnya eleeee.... jadi temen gue Imeh a.k.a Nuri yang juga dapet stase libur, merasa holiday alone dan liburan yang tersia-sia kan karena gak bisa kemana-mana. Karena tau, gue, lia, Kinal, Yasin dapet stase yang jaganya jarang, bahkan Kinal sama Yasin gak jaga sama sekali, makanya berdiskusi, gimana kalo liburan. Kemana kek, atau ke Lampung aja, yaudah, intinya pengen ke Kiluan, lihat lumba-lumba. Itu diskusinya hari Jumat, 18 Desember, H-4 rencana keberangkatan. Kebayangkan, pengen liburan, tapi baru rencana H-4, dan itu baru rencana, belum ijin, belum pesan tiket, dan tau sendiri lah, tiket menjelang liburan panjang itu seperti apa. HABIS brooooh!

Setelah ijin ortu, ternyata yang diijinin cuma gue sama Yasin, awalnya Yasin agak ragu karena perginya berdua, tapi dia kepengen, bujuk-bujuk Kinal, buat bujuk nyokapnya, tetep, gak bisa, Lia? tau kan... gak bisa. Akhirnya diputuskan gue sama Yasin beserta adiknya, Ila hunting tiket hari minggu, H-3 keberangkatan. Broo... Tiket kereta udah habis ternyata tet tereret, dan setelah ditelepon travel, ternyata masih ada. Yasudahlah, pesen yang itu aja daripada gak ada. Padahal sebenarnya pengen bener naik kereta *maklum, 22 tahun usia Selpi, belum pernah naik kereta sungguhan* tapi pas ngecek kereta balik, yang tersisa hanya hari Sabtu 26 Desember Pagi dan kereta ekonomi, hehehe. Yasudah, karena Minggunya Selpi Jaga, akhirnya dibelilah tiket kereta ekonomi yang harganya jauh banget dari tiket travel. 

FYI, tiket Travel Palembang-Lampung dan sebaliknya itu Rp 235.000 (Reg), Rp 250.000 (executive), dengan waktu perjalanan 8 jam (2 kali berhenti untuk istirahat) dan berangkat hanya pada pukul 20.00, untuk dari Lampung ada yang pukul 17.00 sementara tiket kereta ekonomi Palembang-lampung dan sebaliknya hanya Rp 35.000 dengan waktu perjalanan 10 jam (dengan berkali-kali berhenti) dan berangkat hanya pukul 08.30. Untuk tiket kereta Bisnis dan Eksekutif beragam berkisar Rp 150.000- Rp 200.000, berangkat pukul 21.00.

Tiket udah dibeli. Fix. Kemudian menghubungi travel perjalanan ke Kiluan. kami menghubungi 4 travel, yang kami dapat dari website, instagram dan rekomendasi dari teman-teman yang sudah mengikuti travel ini. Sebenarnya bisa aja tanpa travel perjalanan. Berhubungan lokasi ke Kiluan itu jauh dan katanya jalanannya masih jelek, sementara kami yang akan berangkat para cewek-cewek kece, biarlah travel perjalanan yang mengurusi kami, menjemput, melayani dan mengantarkan kami pulang. Awalnya pengen nginep sehari di Kiluan tapi.....

Travel A : seharusnya menginap Rp 600.000/org tapi berhubung  4 orang maka menginap Rp 850.000/org. sementara perjalanan sehari seharusnya Rp 400.000/org, tapi karena 4 orang jadi Rp 450.000/org. Penginapan masih available 1 cottage. Sudah termasuk makan dan melihat lumba-lumba menyediakan kamera underwater meskipun dengan tambahan sewa.
Travel B : menginap Rp 590.000/org, karena 4 orang jadi Rp 1.500.00/org. tidak menyediakan paket perjalanan sehari dan penginapan full. (Coret)
Travel C : menginap Rp 642.ooo/org, berapapun, tapi penginapan cottage full. Menyediakan tenda 540.000/org. Perjalanan sehari Rp 470.ooo/org, semua bisa didisc. 15%, tapi kalau 7 orang. Sudah termasuk makan dan melihat lumba-lumba, Tidak menyediakan alat snorkling (tambahan biaya lagi) dan tidak menyediakan kamera underwater.
Travel D (Bu Sarmin) : menginap Rp 2.500.000/4orang, 1 cottage. Tapi... ini adalah optional dari yang punya cottage disana, tidak punya merek travel. Yang ternyata pemilik cottage ini bekerja sama dengan travel A. Tapi ibu ini juga memberikan pelayanan travel sendiri. Sebenarnya penginapan ibu D ini hanya Rp 300.000/cottage.

(Untuk semua kontak travel bisa PM aja ke gue Hehehe). 
*PS : Kalo nginep di cottage mungkin gue bakal rekomendasiin yang travel C soalnya spot nya bagus, juga buat camping pribadi, bagus juga, langsung menghadap pantai dengan pasir putih, tapi kalo mau yang murah ibu D juga gpp, hanya saja spot cottage nya kurang, dengan pemandangan teluk, kalo buat camping rasanya sih kurang. Kalo mau tanpa travel, bisa dengan ibu Sarmin ini, nanti untuk trip lumba-lumba, ke Laguna, sama pulau kelapanya, biayanya terpisah. Mungkin bisa lebih murah dari yang gue paparin. Gue lupa nanyain, kalo trip lumba-lumbanya aja berapaan, info terakhir Rp 210.000/org.

Akhirnya pilihan jatuh pada travel A, hanya saja tidak jadi menginap. Perjalanan sehari saja rasanya cukup. Sisanya, akan kami habiskan di Bandar Lampung saja. Lain waktu pengen sih nginep. Hehehe

Rabu, 23 Desember 2015
Packing kilat, bawa 1 ransel biar ala-ala bagpacker, tapi tetep masih ada 1 tas jinjing, dengan ada ransel kecil lagi di dalamnya. Hehehe, itu sih fungsinya buat mobile kesana kemari nantinya. Berangkat menggunakan travel jam 20.00. Dengan 2 kali pemberhentian di rumah makan. pukul 04.30 keesokan harinya tiba di rumah imeh.

Kamis, 24 Desember 2015
Akhirnya nyampe juga setelah 8 jam perjalanan. Lumayan pegal, dan untungnya tidur sepanjang perjalanan, meskipun bangun-tidur-bangun-tidur. Diturunin di perempatan jalan (karena udah janjian sama Imeh), dan untungnya ditungguin mamang sopirnya (kalo gak tuh udah kayak cabe-cabean mangkal subuh-subuh). Thanks to Imeh's Mama, udah rela jemput bocah-bocah yang udah gak ingusan ini lagi (?). Nyampe rumah, solat, nge-teh, dan sarapan. Oh iya, sambil diselingin ngatain orang juga (ya Allah, sempat-sempatnya). Masih bermalas-malasan di kasur, padahal niatnya mau jalan hari ini. Buat mandi aja harus hompimpah dulu. Akhirnya Yasin duluan karena kalah hompimpah. wakakak. *gapenting*. Sementara itu Imeh berkoordinasi dengan papa dan sepupunya, adakah yang bersedia menemani bidadari surga ini untuk jalan-jalan. Sebenarnya Yasin bisa bawa mobil, tapi katanya kalo perjalanannya memakan waktu 1 jam, Yasin mau angkat bendera putih aja dan alhamdulillah, om nya imeh mengirimkan supirnya untuk menemani kami jalan-jalan.

Tujuan perjalanan kami adalah Pantai Sari Ringgung. Konon katanya termasuk pantai yang baru menjadi spot wisata di Lampung, lumayan deket (sejam perjalanan) dan bagus dan relatif masih sepi. Fix. Menuju Pantai Sari Ringgung. Konon katanya bisa snorkling dan berenang cantik, maka kami menyiapkan baju ganti. perjalanan yang penuh tanjakan, dan ternyata sinyal handpone tertentu agak kedip-kedip disini, akhirnya tiba di Pantai Sari Ringgung dan ternyata .... ini hari libur bro, tepi lautnya, dipenuhi sama kepala manusia -,- ah urung mau main air disini. Karena udah jauh-jauh kesini, tetep kami menghabiskan waktu disini. Ke Panorama Krakatau, yang dilalui dengan berjalan kaki dan tanjakan, buat foto-foto hehehe. Menikmati semilir angin, pemandangan dengan hamparan laut yang luas, dipenuhi dengan manusia-manusia. Setelah puas (foto-f0t0), kami turun ke bawah, dan memutuskan untuk ke Pulau Pasir Timbul yang ada di tengah laut, katanya bagus banget buat snorkling. Menggunakan perahu mesin, sekitar 5-10 menit tiba di Pasir Timbul, yang ternyata dipenuhi oleh manusia. Sehingga, Pasir Timbulnya yang gak luas-luas banget itu, tampak hanya manusia yang berdiri di atasnya. Memang di sekitarnya bagus sih buat snorkling, ikan-ikan terlihat dari atas dengan mata telanjang, tapi tetap, kepala manusia mendominasi. Karena saat di perahu terlihat ada pulau lain yang lebih besar, Pulau Tegal namanya, kami memutuskan untuk kesana. Semoga disana, bukan kepala manusia yang jadi pemandangan. 

Dengan waktu 10 menit tiba di Pulau Tegal, perjalanan nya cukup membuat kami terombang ambing di lautan, ombaknya cukup besar. Saat tiba di sana, lumayan sepi sih, kehidupan kampung kecil tidak terlihat, hanya pondok-pondok kecil untuk beristirahat, dan dibangun toilet yang tak jauh dari bibir pantai. Sepertinya hanya anjing-anjing pulau penghuninya. Sayangnya, pulau ini tampak kotor dan tidak terawat, sampah berserakan dimana-mana, ulah manusia yang cuma numpang selfie disini, numpang piknik, tapi juga numpang menyampah -,-. BTW, saat itu matahari sedang berada tepat di atas kepala kami. Jam 12 siang. Karena lelah, mencari spot untuk istirahat dan menenangkan diri, eleee. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di pondok kecil. Makan durian!!!! Karena sedari tadi itulah tujuan kami mencari tempat untuk beristirahat. Makan durian yang kami bawa dari rumah di tepi pantai. Hmmm... Lezat. :p. Setelah itu barulah berjalan-jalan sebentar di pantai, dan biasaaaah, selfie-selfie. Karena terik, kami jadi urung untuk berenang dan snorkling, meskipun tidak terlalu banyak kepala manusia yang berada di laut. Satu Jam saja kami berada disini, satu jam saja kami selfie-selfie, satu jam saja... oh asyiknyaaaa (?). Akhirnya kami menelpon lagi mamang perahunya (a.k.a pak Marzuki) untuk mengantarkan kami ke Pantai Sari Ringgung. Niatnya mau makan seafood di pantai  sambil ada angin sepoi-sepoi, kayak yang biasa gue lakuin kalo pulang ke Pariaman, makan nasi SEK di pondok pinggir pantai (biar berasa pulang kampung), ternyata disini gak gitu :" Yasudah akhirnya kami mencari tempat makan seafood yang terdekat. Sekitar 15 menit dari Sari Ringgung, ada tempat makan "New Jumbo Kakap SeaFood" enak. Tapi gak di pinggir pantai hehehe. Soal harga, standar seafood laaah. Itungan per ons. wekekeke. Tapi karena ada yang sponsorin, jadi yaaah.... gak gitu tau gue harganya :p

FYI, masuk area Pantai Sari Ringgung dikenakan biaya Rp 10.000, kalo mau nyebrang sampai ke pulau Tegal Rp 200.000 untuk 4 orang. Kalo ke Pulau Pasir Timbul RP 100.000.

Sepulangnya dari sini, mampir sejenak ke rumah om nya Imeh. Kebetulan hujan lebat. Sekitar setengah enam sore perjalanan berlanjut ke salah satu mall di Lampung, gue gak inget persis namanya. Tujuannya.... mau beli kacamata buat di Kiluan besok. Bhaaay. wkkk. Setelah dari itu baru menuju ke Summit cafe & Resto. Itu, kafe nya ada di atas bukit. Jadinya bisa lihat kerlap kerlip cahaya Lampu kota Bandar Lampung. Padahal muka udah kucel, baju udah lusuh, belum mandi. Hahah. Niat-niatin nge-gaul disini. Gak makan, cuma ngemilin sosis aja. hahahahah. Setelah itu pulang dan segera tidur, karena akan dijemput travel jam 3 Subuh. 

Jumat, 25 Desember 2015
Wohoooo.... Kiluan! Here we come. Niatnya jam 02.00 itu udah bangun buat siap-siap. Apalah daya, jam 2.30 juga mata baru pada melek. Baru pada ke kamar mandi. Tanpa mandi tanpa ganti baju, Cuma cuci muka, sikat gigi dan buang hajat, bersiap-siaplah menuju Kiluan. Travelnya jemput pukul 3, lewat-lewat dikit lah, dengan bekal yang sudah disiapin mamanya Imeh (ya Allah, baik bener, maaf tante, gak bantuin :”) akhirnya kami siap berangkat. Jalanan masih gelap, masih sepi, hanya dihiasi lampu jalanan. Bahkan di beberapa ruas jalan tidak ada penerangan lampu jalanan, hanya lampu mobil yang menerangi jalanan. Katanya sih, perjalanan kesini penuh lubang, lumpur ketika hujan dan hanya bisa dilalui mobil-mobil tinggi ataupun motor-motor. Kenyataannya, perjalanan ke Kiluan sekarang tidak seburuk itu. Lubang-lubang hanya sedikit dan tidak begitu dalam, beberapa ruas jalan sudah teraspal dan beberapa diratakan dengan tanah. Memang sih ada beberapa ruas jalan yang masih bergelombang, membuat kami terhempas-hempas dan perut gue mendadak mules. Perjalanan memakan waktu 2,5 jam. Oh ya... Memasuki gerbang “Selamat datang di Teluk Kiluan”, sepanjang jalan ditemukan rumah dengan pura kecil di depannya. Kelihatan mayoritas penduduk sini beragama Hindu.

Tibalah di teluk Kiluan. Solat subuh dan duduk-duduk di tepi teluk, sambil sarapan. Jam 6 udah dicari-cari sama bu Sarmin disuruh bersiap-siap untuk melaut menggunakan perahu Jongkong, perahu kecil bermesin yang hanya bisa ditumpangi maksimal 4 orang, eleee... hunting lumba-lumba. Konon katanya lumba-lumba akan muncul sekitar jam 6-9 pagi, di saat matahari terbit dan naik sepenggalahan, dan cuaca saat itu lagi lagi gak mendung. Gelombang juga cukup tenang. Bismillah, hari ini Lumba-lumba banyak beratraksi. Ternyata benar, hunting lumba-lumba di laut lepas ini butuh “keberuntungan”. Huaaaa... udah 1 jam lebih menelusuri lautan, udah jauh bener, lumba-lumbanya belum muncul, seekorpun. Mau nangis L. Mamang perahunya udah telpon-telponan dengan mamang-mamang yang lain. Ternyata ada sinyal juga di tengah lautan lepas :” Tiba-tiba perahunya muter. Laaah. Ini apa? Udah selesai? Udah? Gitu aja? Terus lumba-lumbanya? Se-sial itukah sampai gak bisa ketemu? Huaaaa. L Sampai berdoa di tengah lautan. “Ya Allah munculkanlah lumba-lumba satuuuuuu ajaaa” Sampai akhirnya tiba di suatu spot dimana ada beberapa perahu yang berputar-putar. Huaaaawww... ternyata, ada gerombolan lumba-lumba yang menari-nari. Aaaaaa seneng, seneng, seneng banget. Sekitar setengah jam berputar-putar disana , mengejar lumba-lumba yang kesana kemari, akhirnya diputuskan untuk merapat di pulau Kelapa, yang lebih dikenal dengan pulau Kiluan.

Di Pulau Kiluan, katanya bisa buat snorkling disana, bisa sih, tapi agak jauh dari bibir pantainya, mana arusnya agak kenceng, tiap mau nyelem kebawa ke tepi mulu, akhirnya gagal buat snorkling. Kami simpulkan pulau kiluan kurang cocok untuk snorkling an. L Sekitar 1,5 jam main di pulau ini. Rame. Di luar ekspektasi. Mau foto seolah-olah Cuma sendiri di pulau, gagal, wakakakak. Setelah itu meminta tour guide nya untuk langsung ke Laguna aja. Eh dibawa ke tepian dulu sama mamangnya. Diputuskanlah untuk makan siang dulu. Makanan laut, langsung dimasak sama ibu Sarmin. Ikan goreng, dengan pepes tahu dan sayur asem, plus sambalnya. Enaaaak.

Setelah itu baru menuju Laguna. Perjalanan kembali menggunakan perahu. Sekitar 5 menit tiba di sebuah perkampungan. Gue bingung, kok gak kayak di foto ya kawasannya, mana Laguna nya? Setelah bertanya pada mamang perahunya, pak Agus, katanya kita harus menaiki dan menuruni bukit dulu, kemudian melawati bebatuan. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 1 KM. Okelah, gak jauh-jauh banget kok, pikir gue. Ternyata, menaiki bukitnya, ya ampun, curam bener, dan untungnya udah disemen. Jadi tidak begitu licin. Tapi, saat penurunan, jalanan nya masih tanah, dan licin. Huft. Sepenurunan dari bukit, kita disuguhkan dengan pantai yang indah dengan ombak yang cukup besar yang menghempas batu karang. Sejenak istirahat dulu, akibat lelah. Kami lelah! Lelah wkkk. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan mengarungi bebatuan terjal dan licin. Kurang lebih 300 m, barulah kami menemukan Laguna yang kami maksud. Woooaaaa bagus. Sayang bener, hari ini lagi rame-ramenya, banyak alay :” yang sok-sok ala “My trip my advanture” terus loncat dari bebatuan ke kolam Laguna. Syiiit... kepeleset di lautan lepas baru rasa! -_-. Astaghfirullah, hahaha. Belum lagi, udah tahu medan yang ditempuh itu gila, kepeleset sedikit pasti hanyut, malah bawa anak kecil. Bahkan ibu hamil, duuuh gak ngerti lagi. Kasian aja sih. Iya, kasian, bukannya apa-apa.

Setelah jam 1 Siang, laguna mulai sepi, para pemesan tour 2 Hari Semalam udah pada balik. Laguna mendadak sepi. Tinggal kami doang. YESSS!!! Puas bener rasanya hahaha. Sampe jam 2 barulah kami bergegas untuk balik. Duuuh malesnya naik turun bukit lagi :”. Dengan terseok-seok akhirnya kami tiba di pelabuhan dan kembali menuju ke tempat ibu Sarmin. Mandi, solat dan pulang. Sesuai dengan rencana, jam 15.00 sudah berangkat balik ke Bandar Lampung lagi. Kok cepet? Gak sampe sunset aja? Pak Ujang, si supir travelnya takut, kalo kemaleman, kan jalanan gelap, bahaya, apalagi isinya cewek-cewek semua Hhhhh.... Capek tapi Puas banget!!! Walaupun pada akhirnya muka gue ireng, belang-belang :’). Well, tidur nyenyak sampai rumah.

PS: Buat yang cuma perjalanan sehari aja ke Kiluan gak rugi kok. Mungkin kalian cuma gak bakal dapat Sunset aja. Segala macam wahana kalian bisa dapatkan, asalkan berangkat dari jam 3 subuh.

Sabtu, 26 Desember 2015
Saat nya kembali ke Palembang. Kyaaaa... bentaran amat lah liburannya. Hiks. Tapi jadilah hahaha. Daripada tidak sama sekali. Sekali lagi dibekali mama Imeh buat makan siang di kereta. Jam 8.30 kereta berangkat. Akhirnya, pertama dalam hidup selama 22 tahun, naik kereta juga. Bye Lampung. Thanks Semua semuanya, Imeh, mama imeh, om imeh, papa imeh, Pak Agus, bu Sarmin, Pak ujang, dll. Akhirnya Selpi liburan juga.    

Comments

Popular posts from this blog

Review Wahana Internsip Dokter

Chapter 10 : Koass Stase Obgyn

koass Stase Bedah : Bedah Lucu, Bedah Bahagia, Bedah Ceria