Deo, kamu adalah yang terindah dan terbaik yang sudah dikirimkan Tuhan buatku, tapi kenapa hingga kini aku sulit mengakui bahwa kamulah yang ada bersamaku sekarang? Kenapa yang masih ada di mimpiku masih saja Sandi? "Renaa... ren, hei. Kamu lagi enggak fokus dengan penjelasan aku ya?" Ucap Deo. Iya mengguncang bangkuku. Aku tersadar dari lamunanku. Kaget. "Tuu kan. Kamu lagi mikirin apa?" tanyanya lagi. Aku menggeleng. Deo mengangguk pelan. "Yaudah kalau nggak mau cerita. Jadi kita mau lanjut belajar atau?" "Lanjut aja sih. Aku enggak apa. Tapi lagi mikir dikit aja. He he he " jawabku dengan cengiran. "Oke, jadi gini...." Deo melanjutkan penjelasannya. Apa benar sampai sekarang aku tega masih belum bisa menaruh dan menitipkan hatiku padanya? Kenapa aku masih bimbang? "Deo" panggilku, memotong penjelasan Deo. Deopun menghentikan pembicaraannya dan menaikkan alisnya, menandakan ia bertanya, iya? Ada apa? Kemudian iya ti
Posts
Showing posts from April, 2014
- Get link
- X
- Other Apps
Tuhan... aku kini mungkin mulai mampu mengendalikan kekakuan yang terjadi hampir 3 tahun ini Tapi aku masih tidak mampu menatap mata yang terkadang seperti menatap berbeda padaku mungkin itu hanya perasaanku saja Iya mungkin hanya aku merasa-rasa tapi aku juga mulai tidak mengerti dengan rasa yang dulu sempat hancur dan tidak percaya tapi kini.... Tuhan... izinkan aku bisa menjadi seorang yang memperhatikannya ntah mengapa naluriku berkata aku ingin memperhatikannya lebih membuat dia menjadi lebih baik tidak ingin melihat dia sakit Membuat dia mau menaruh percayanya padaku Percaya bahwa hatinya ingin aku jaga percaya bahwa aku bisa menjadi tempat berbagi untuknya Tuhan... beri aku kesempatan untuk yang ini :) mungkin saja dia bukan menjadi yang terakhir, atau mungkin iya tapi saat ini aku ingin menjadi yang terbaik dan satu-satunya yang juga dia perhatikan Tuhan... bolehkan aku berharap? :) Mungkin terlalu cepat tapi mungkin aku suka. Aku sayang :)
- Get link
- X
- Other Apps
Pffft. Susah. susah kalo sudah mengeluh. Susah kalo semuanya sudah dianggap seperti beban. sekarang sudah lebih dari setengah jalan, dan akankah semuanya akan dibiarkan sia-sia? Kalo pun lelah, saya juga. Saya dianggap weird sama orang-orang di sekitar saya. Kadang jadi olokan. Tapi saya mencoba survive, karna saya selalu berusaha survive. Saya dilingkari berbagai beban kok, saya harus berusaha disini, berusaha disana, di bagian ini bagian itu, saya coba jalani. ditambah saya sempat terpuruk di dalam gejolak pemikiran dan perasaan saya sendiri, saya merasa hidup saya berantakan, tapi saya mencoba bangkit sendiri tanpa saya ingin banyak orang tau. Tapi saya tidak mau semuanya sia-sia. Iya hanya itu.
LOL
- Get link
- X
- Other Apps
Pertama-tama saya mau curcol sedikit sebelum ke postingan sebenarnya (??) barusan saya baca blog kak Icha. Iya kak Allysa (sok kenal sok akrab) uhuhuhu Subhanallah, saya bacanya juga terharu. Merasa bahagia. Merasakan kesakralan kisahnya. Semoga jadi keluarga Samara kak. Semoga saya pun begitu kelak. Menempuh hidup bersama pasangan saya, entah siapapun dan menjadi keluarga Samara juga. Uhuy uhuy uhuy hahah. AMIIN ya Allah nah ke topik. HAHAHA. Jadi daritadi pagi saya baca tumblr saya yang benar-benar frontal tidak se frontal di blog ini (tapi udah banyak saya hapus sih). Saking frontalnya saya jadi tertawa geli bacanya. Aduuuh saya lebay juga ya hahaha. Tapi ada satu yang lumayan terkenang sih buat saya, soalnya saya inget waktu itu ekspresi saya campur aduk. Saya speechless, kaget dan ntah lah soalnya saya merasa waktu itu semacam surprise aja. Masalah yang saya ceritakan adalah orang yang tidak saya duga, orang yang jarang menjadi perhatian saya karena sesuatu dan lain hal juga ka
Ya itu Hidup
- Get link
- X
- Other Apps
Ini lucu. Atau mungkin salahnya ada di saya sendiri? Ah nggak tau juga. Saya hidup hampir 21 tahun dan memang saya selalu hidup tidak lepas dari gosip yang kadang saya tersentak sendiri. Dari dulu saya memang selalu punya 1 teman dekat yang berlawanan jenis dengan saya di setiap tingkatan pendidikan saya, saya juga bingung kenapa. Saya juga punya geng kok, dan terdiri dari beberapa orang, laki-laki dan perempuan, tapi hanya 1 yang sangat dekat dengan saya yang akhirnya membuat saya seakan dijodoh-jodohkan, g munafik, saya jadi terpancing sendiri. Bahkan guru saya ikut-ikutan memancing, tapi mungkin karna g ambil pusing jadi biasa aja. Iyaa. Saya rasa sampe sekarang g ada satupun yang miss. Karena memang saya rasa perlakuan saya masih di batas wajar. Tapi kedekatan itu bukan saya yang mau kok. Semuanya ada sejarahnya dan seingat saya bukan saya yang mendahului kedekatan itu. bahkan, ketika saya kembali ke sekolah, sering ditanya "mana si A, apa kabar si B" dan bla-bla-bla. Y
Harga Maaf Setara Harga Kacang Goreng
- Get link
- X
- Other Apps
Iyaaa... saking murahnya , orang jadi seenaknya berprilaku. Bukannya aku enggan melanggar perintah tuhan, manusia harus saling memaafkan. Aku udah memaafkan, tapi kecewaku belum sembuh, apa itu pantas disebut sudah memaafkan? Gak tau, kecewa yang aku rasa udah bertumpuk, dari segi apapun, dan entahlah. Inilah aku. Dengan rasa kecewaku dan cara minta maaf yang enggak masuk akal, meminta maaf tapi habis itu sudah? Orang yang mau dimintamaafin dibiarkan? Ikhlas g sih kau minta maaf? Hah? Orang minta maaf itu karna nyesel dan pengen berubah, ini ? Astaga.
wish
- Get link
- X
- Other Apps
"Apa yang akan menjadi wish kamu tahun ini untuk pertambahan usiamu?" Aisyah bertanya padaku di sela-sela kesibukan kami akan tugas. "Seperti biasa. Doa dari orang-orang yang aku sayang. Kado dari orang yang aku sayang dan kado dari kalian. Hahahaha" jawabku sekenanya. Polos. "Gak ada yang lain?" Aku terdiam. Meletakkan penaku yang sedari tadi bergoyang mengikuti irama tanganku. Aku melepaskan kacamataku dan membersihkannya dengan lap kacamata. "Aku mau kak Ryan kesini. Datang kesini. Sedikit aja, kak Ryan meluangkan waktunya buat aku. Aku tau.... aku tau, aku percaya kak Ryan nggak akan macam-macam disana. Tapi ini udah lama banget kak Ryan nggak ketemu dengan aku. Apa kak Ryan nggak ada kangen-kangennya ya dengan aku? Hahaha aku ngomong apa sih. Kak Ryan kan lagi sekolah dan semua itu demi karirnya. Aku nggak boleh egois begini" Aisyah menepuk bahuku.Simpati. "kak Ryan cuma mau melakukan yang terbaik. Semua itu untuk kamu kok"