Surat Untukmu
Hanya iseng dan karena tiba-tiba merasa terinspirasi saja. Haha. ini kelanjutan dari surat-surat yang aku tulis untuk masa depanku. Sekarang untuk si separuh nafas. wkk. Gila. entar, kapan-kapan kita pikirin lagi, surat yang lain, yang akan diberikan untuk masa depan, kira-kira untuk siapa lagi ya?
Dear separuh nafas
Dear separuh nafas
Hai kesayanganku, saat kamu menemukan ini di sela-sela waktu kerjamu, ataupun saat waktu senggangmu, kita adalah sepasang manusia yang telah terikat, aku untukmu, kamu untukku dan kita bersama. Wajah yang akan kamu temui ketika kamu membuka mata, dan yang terakhir kamu temui ketika kamu memejamkan matamu untuk melepas lelah. Yang akan membuatkanmu sarapan, mempersiapkan segala keperluanmu dan menunggumu pulang serta makan malam. Yang akan menjadi bunda untuk anak-anakmu dan tempatmu berkeluh kesah serta berkasih sayang. Yang mengharapkanmu menjadi imam yang baik di kehidupan keluarganya. dan hal-hal yang indah lainnya.
Saat aku menuliskan ini, aku masih sendiri. Bahkan hati ini masih tidak mempunyai tujuan yang pasti dan masih berada di persimpangan menantikan kehadiranmu dan mungkin kamu pun begitu. Kamu pun sedang mengembara, mencari keberadaan aku, si tulang rusukmu yang hilang, hingga Tuhan mengatakan saatnya kita berjumpa dan bersatu, disitulah akhir penantianku dan akhir dari pencarianmu.
Aku masih belum tahu, bagaimana rupamu, suaramu dan sosokmu. Apakah kamu adalah seseorang yang saat ini aku kenal atau bukan. Yang jelas, kamu adalah orang yang selalu aku rindukan kehadiranmu, wajahmu adalah yang tertampan yang ingin aku lihat setiap hariku, suaramu adalah suara yang terindah yang ingin aku dengarkan setiap hariku dan kamu adalah sosok imam terbaik yang aku punya.
Cinta...
Saat aku menulis ini, aku memang masih sendiri, tapi tak mengapa. Aku
menikmati rasa ini, karena akan ada ribuan hari yang akan kujalani
dengan tak sendiri nanti. Ya, bersamamu tentunya. Sedetik kutunggu,
selangkah kau mendatangiku. Bersamaan itu, kusiapkan hati agar kau tahu.
Aku selalu menjaganya hati-hati. Untukmu.Saat kau membaca ini. Kau, satu-satunya yang kutunggu. Terima kasih atas segala waktu yang terlewati. Aku mencintaimu, dari dulu, kini, dan nanti.
salam sayang dan kecupan manis dariku, separuh nafasmu, sebelum akhirnya kita bersatu
Comments
Post a Comment